Gerakan Pengelolaan Sampah Agar Bernilai Ekonomis

Yogyakarta, 26 Juli 2021–Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) dan Youth Studies Centre (YouSure) Fisipol mengambil peran dalam program Pilah.id, gerakan kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu untuk edukasi terkait pengelolaan sampah dan inklusi keuangan. 

Pilah.id menyelenggarakan diskusi bertajuk “Sort Your Waste, Plan Your Finance” untuk mengampanyekan sekaligus mengedukasi tentang pengelolaan sampah agar dapat bernilai ekonomis. Berbagai pihak yang terlibat di dalamnya antara lain YouSure Fisipol UGM, Fisipol UGM, Sekolah Vokasi UGM, Fakultas Peternakan UGM, River and Ecology Club UGM, SMPN 9 Yogyakarta, SMAN 5 Yogyakarta, Bank Sampah Tinalan Kotagede, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DLHK DIY), PT. Pegadaian Persero Yogyakarta, Daur Resik, Sawo Kecik, dan Digitally Native Vertical Brands Indonesia.

“Kami membentuk agen gerakan peduli sampah anak muda melalui sekolah-sekolah serta kampanye melalui media sosial,” tutur Ambar Pertiwiningrum, pembicara dari Pilah.id. Dosen di Fakultas Peternakan UGM ini menjelaskan bahwa dengan menggandeng anak-anak SMP dan SMA di Yogyakarta sebagai agen, pilah.id ingin mengajak masyarakat secara luas agar peduli terhadap lingkungan, terutama sampah. Selanjutnya, tim pilah.id juga akan membuat buku panduan terkait pengelolaan sampah untuk anak-anak muda.

Tak hanya memilah sampah, gerakan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan inovasi berupa bidang usaha daur ulang sampah. Rachmawan Budiarto, Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM mengajak para peserta untuk menjalankan konsep circular economy. “Selain memakai kembali barang-barang bekas untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, kita juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta mendapatkan keuntungan ekonomi,” jelas Rachmawan. Menurutnya, konsep yang sedang naik daun tersebut cocok diterapkan di Indonesia yang merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia.

“Persoalannya, motivasi masyarakat untuk mengumpulkan dan mengolah sampah belum maksimal,” kata Kuncoro Cahyo Aji, Kepala DLHK DIY. Padahal, pemerintah sudah mendekatkan lokasi Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) kepada masyarakat. Kuncoro menjelaskan, tahun ini pihaknya akan membangun database berisi data tentang bank sampah, TPS3R, dan pengolah sampah dari masyarakat. Selain itu DLHK juga akan membuat aplikasi sampah mandiri sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah di rumah tangga.

Upaya mengajak masyarakat peduli terhadap sampah juga dilakukan oleh Daur Resik serta PT. Pegadaian. Daur Resik sebagai usaha bisnis sosial, memilah dan mendistribusikan sampah ke tempat pengelolaan limbah. Sedangkan PT. Pegadaian juga mendukung program Tabungan Emas dari banyak bank sampah, sehingga masyarakat tergerak untuk memilah dan mengumpulkan sampah ke bank sampah. “Edukasi menjadi catatan penting, agar masyarakat bisa memilah sampah dengan benar,” kata Maria Sucianingsih dari Daur Resik.