GO SOUTH 2020: Membicarakan Global South di Masa Pandemi

Yogyakarta, 2-6 November 2020—Institute of International Studies (IIS) UGM kembali menggelar konferensi Internasional bertajuk Go South: Annual Convention of The Global South 2020. Acara yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 2019 ini kembali hadir dengan mengangkat tema Global South in the Era of Pandemic: Order, Development and Security. Jika pada tahun sebelumnya Go South dilaksanakan secara luring di UGM, kali ini Go South diselenggarakan melalui Zoom Meeting selama 5 hari, Mulai Senin hingga Jumat (2-6/11). Dua hari pertama diisi dengan acara International Seminar and Expert Panel, kemudian dilanjutkan dengan panel discussion pada hari selanjutnya.

Tema Global South in the Era of Pandemic: Order, Development and Security diangkat karena adanya masalah keamanan, ekonomi, kebijakan kesehatan masyarakat, dan kerjasama internasional dalam menangani pandemi Covid-19. Penyelenggara menilai pentingnya bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang Hubungan Internasional untuk menganalisis pandemi melalui teori-teori yang ada. Penting pula untuk menghadirkan wawasan tentang kajian Hubungan Internasional melalui perspektif Global South.

Rangkaian acara di hari pertama Go South menghadirkan keynote speaker dan beberapa panel speakers dari bidang Hubungan Internasional. Sebelum dimulainya presentasi dari ahli yang hadir, Dr. Riza Noer Arfani, direktur IIS UGM sekaligus ketua penyelenggara Go South menyampaikan pembukaan Go South yang akan berlangsung hingga hari Jumat. Dilanjutkan oleh H. E. Febrian Alphyanto Ruddyard sebagai keynote speaker, menggantikan Menteri Luar Negeri H. E. Retno Lestari Priansari Marsudi yang dijadwalkan hadir pada hari itu.

International Seminar and Expert Panel pada hari pertama dimoderatori oleh salah satu dosen Departemen Hubungan Internasional UGM, Dr. Randy Wirasta. Assoc. Prof. Farish A. Noor dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University Singapura menjadi pembicara pertama dengan tema konsep chaos dan krisis, terkhusus di Asia Tenggara. Farish menilai bahwa pemahaman tentang chaos dan krisis bisa berbeda di tiap generasi. “Situasi krisis bukan hal yang baru bagi tiap generasi,” terang Farish.

Pembicara kedua diisi oleh Dr. Siswo Pramono dari Kementerian Luar Negeri RI yang menyampaikan tentang bagaimana Indonesia meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain guna menghadapi situasi pandemi. Acara dilanjutkan oleh Shahar Hameiri dari University of Queensland, Australia. Materi yang disampaikan adalah tentang bagaimana negara-negara gagal dalam merespons Covid-19.

Pada Selasa (3/11), Dr. Luqmanul Hakim selaku dosen Departemen Hubungan Internasional UGM berkesempatan menjadi moderator. Materi pertama disampaikan oleh H. E. Salman Al Farisi, Duta Besar RI untuk Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Eswatini, dan Lesotho. H. E. Salman Al Farisi menyampaikan tentang dinamika di Afrika terkait kebijakan luar negeri Indonesia. Dilanjutkan oleh Muhadi Sugiono, dosen Departemen HI UGM yang membahas Covid-19 dalam perspektif kesenjangan global. “Terdapat posisi tawar yang lemah dalam penyediaan kesehatan global bagi publik,” terang Muhadi Sugiono. Pembicara terakhir adalah Dr. Heloise Weber dari University of Queensland, Australia yang menjelaskan tentang politik pembangunan dan ketidakadilan.

Setelah konferensi berlangsung di dua hari pertama, Go South 2020 dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi. Pada Rabu (4/11), panel discussion dilaksanakan dengan tema National, Transnational, and Regional Dynamics of the Global South in Addressing Global Pandemic. Sedangkan pada Kamis (5/11), dua tema diangkat yaitu Addressing New Non-Traditional Securities serta Pandemic and Crafting the Global Solidarity of the Global South. Di hari terakhir pelaksanaan Go South 2020 yaitu Jumat (6/11), tema yang diangkat adalah Pandemic and the Changing Global Political Economy of the Global South. Panel discussion yang dilangsungkan di tiga hari terakhir ini mempersilakan peserta untuk berdiskusi langsung dengan pembicara yang telah mempresentasikan hasil penelitiannya. (/tr)