Yogyakarta, 9 September 2021─Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada melaksanakan Graduate Student Symposium on Communication Science (GSSC) 2021 pada Kamis (9/9). Acara yang dilaksanakan secara daring ini mengangkat tema “Respons Ilmu Komunikasi dalam Sirkuit Pandemi: Tantangan Komunikasi Publik dalam Disrupsi Transformasi Digital” yang diikuti oleh kurang lebih 130-an peserta dari seluruh Indonesia. GSSC 2021 dibuka secara resmi oleh Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D. selaku Dekan Fisipol UGM, beliau berharap forum simposium GSSC 2021 menjadi ruang pertukaran gagasan dan berdialog secara interaktif semua pihak dalam rangka menjalankan fungsi universitas sebagai tempat knowledge dissemination. Fokus agenda pada hari pertama ini adalah pemaparan topik dari pembicara dan panelis.
Prof. Dr. Phil Hermin Indah Wahyuni, S.IP., M.Si. selaku Keynote Speaker menyampaikan tiga gagasan pokok tentang peran komunikasi dalam merespon pandemi. Pertama, gagasan bahwa komunikasi adalah hulu dan hilir permasalahan. Kedua, paradoks entropi sistem komunikasi publik di era media baru. Ketiga, tantangan keilmuan untuk merespon kompleksitas permasalahan pandemi adalah sebuah momen kontribusi bagi perkembangan masyarakat yang lebih baik. “Artinya, sebagai ilmuwan komunikasi harus terus kreatif mengembangkan riset-riset yang menawarkan kebaruan perspektif mengikuti tren dan perkembangan dunia empiris yang luar biasa dinamis,” ungkap Hermin.
Diskusi panel juga membahas perkembangan kajian dan kontribusi ilmu komunikasi dalam merespon krisis komunikasi publik. Hal ini disampaikan oleh Dr. Eriyanto, dari Universitas Indonesia yang menjelaskan mengenai pandemi dan tren metode riset digital. “Hal ini dilihat dari kondisi sosial budaya masyarakat sekarang tengah menghadapi pandemi dan digitalisasi di berbagai aspek termasuk dalam dunia riset akademik. Kini dunia online memiliki kesamaan dengan dunia offline, maka metode digital menjadi sangat relevan dengan berbagai data: baik native digital maupun data yang terdigitalisasi,” jelasnya.
Komunikasi publik yang seringkali diasumsikan pada hal pemerintahan dan dunia politik, kini juga memiliki konteks komunikasi publik dalam dunia bisnis. Hal ini disampaikan oleh Dr. G. Arum Yudarwati dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta bahwa kini banyak perusahaan ataupun organisasi yang perlu memperhatikan komunikasi publik. Terakhir, Janoe Arijanto dari Dentsu One Indonesia menjelaskan bagaimana perubahan lanskap media dan tantangan komunikasi publik dalam perspektif profesional bahwa Crowd Culture dan Crowd Content menjadi suatu hal yang kini memberikan pengaruh bagi komunikasi publik.
GSSC 2021 hari kedua dilaksanakan pada Jumat, 10 September 2021. Pelaksanaan tersebut akan berfokus pada presentasi penelitian dari para peserta call for paper yang terdiri dari berbagai topik kajian seperti komunikasi politik, komunikasi strategis, kebijakan komunikasi dan media, media dan budaya, dan sesi doktoral. (/Wfr)