Mengawali pembicaraanya, Haris mengatakan bahwa Microsoft terus melakukan perkembangan dari tahun ke tahun dan sudah saatnya bagi Microsoft untuk mempunyai visi baru.
Saat ini Microsoft telah mengembangkan sayapnya menjadi perusahaan yang bergerak dalam bisnis awan dan artificial intelligence (AI). Hal terpenting dalam bisnis awan adalah bagaimana perusahaan tersebut menjamin keamanan dari sistem awan mereka dari segala kemungkinan ancaman siber.
“Setiap tahunnya, Micrososft menghabiskan milyaran dolar dalam rangka melakukan riset terkait keamanan siber,” ujar Haris. Selain melakukan riset, upaya lain yang dilakukan Microsoft untuk melindungi pelanggannya adalah dengan melakukan investasi besar, di mana 5 diantaranya berada di Kawasan Asia.
Indonesia sendiri merupakan negara ketiga paling beresiko terhadap serangan malware. Oleh karena itu, isu keamanan siber sudah seharusnya menjadi isu yang memperoleh perhatian khusus.
Hal yang kemudian perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya keamanan data. Di sisi lain, pengadaan alat dan pembentukan regulasi yang dapat menjamin keamanan data dari ancaman siber sekuriti juga diperlukan.
Dalam kaitannya dengan perekonomian negara, Haris mengatakan bahwa sistem awan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara apabila diadaptasi dengan benar.
“Di tahun 2017, sebanyak 3,7% dari GDP loss disebabkan oleh karena serangan terhadap keamanan siber,” ujar Haris. Oleh karena itu, keamanan siber sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai isu yang bisa dihiraukan begitu saja oleh pemerintah Indonesia.
Microsoft sendiri merupakan pihak yang berupaya untuk menyediakan alat untuk menjamin keamanan siber. Namun seperti yang dikatakan oleh Haris, teknologi akan selalu ada, setelah itu terserah bagaimana kita akan menggunakannya.
“Microsoft bukanlah perusahaan iklan, kita adalah perusahaan platform. Dengan begitu, semua kontrol ada di tangan Anda, para pelanggan,” pungkasnya.
Selain itu, Microsoft juga selalu berupaya untuk melakukan perkembangan dari waktu ke waktu. Haris mengatakan bahwa meskipun Microsoft menempati posisi kedua sebagai perusahaan awan terbesar, namun Microsoft merupakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan paling pesat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Microsoft juga merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis AI. Kehadiran AI ini kemudian menuai perdebatan dan turut dibahas dalam acara ini.
Di satu sisi, AI merupakan perangkat yang diciptakan untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun di sisi lain, AI justru dikhawatirkan dapat menggeser peran manusia.
Menyikapi hal tersebut, Haris mengatakan bahwa satu hal yang membedakan manusia dan AI adalah AI tidak diciptakan untuk memiliki kebijaksanaan. Dengan begitu, Microsoft percaya bahwa manusia masih dalam posisi yang memegang kendali atas AI sendiri.
“AI diciptakan untuk membantu manusia, bukan untuk menggantikan perannya. AI tidak akan bisa menggantikan manusia. Memang benar bahwa AI mampu untuk mempelajari banyak hal, namun tentu ada batasan hingga seberapa jauh hal tersebut dapat dilakukan,” jelasnya.
Haris juga menambahkan bahwa Microsoft selalu menempatkan manusia (pelanggan) di tempat nomor satu. Oleh karena itu, rumor mengenai AI yang akan menggeser peran manusia tidak perlu dikhawatirkan.
Mengulang apa yang telah dikatakan di awal, Haris percaya bahwa manusia lah pihak yang memiliki kendali atas penggunaan teknologi yang ada. Karena tanpa manusia pun, teknologi tidak akan ada.
Mengakhiri pembicaraannya, Haris percaya bahwa saat ini teknologi yang akan mengikuti manusia, di mana manusia tidak harus membawanya. “Kami juga percaya bahwa sistem awan adalah masa depan kita,” pungkasnya.
Sebelum menutup acara, panitia memberi kesempatan bagi peserta yang akan menyampaikan pertanyaan. Dengan kesempatan yang diberikan, terdapat 8 orang berbeda yang mengajukan pertanyaan kepada Haris.
Acara yang didatangi lebih dari 100 peserta ini berlangsung selama 2 jam sejak pukul 08.40 WIB dan diadakan di Gedung BB Lantai 4. Setelah dilakukan pemberian token dari Dekan Fisipol, Erwan Agus Purwanto, kepada Haris, acara ditutup dengan sesi swafoto bersama. (/Jkln)