Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke 60, Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) mengadakan serangkaian acara. Salah satunya adalah pameran yang beratujuk “Community Development (ComDev) Expo”. Dengan mengusung tema besar Harmonisasi Untuk Pembangunan Sosial yang Berkeadilan, pameran ini menghadirkan kurang lebih 40 sampai 42 kelompok dampingan, mulai dari berbasis komunitas hingga Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
Pembukaan pameran pada Selasa, 24 Oktober ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Erwan.Agus Purwanto, M.Si. Selain itu juga sambutan dari Dr. Krisdyatmiko, M.Si., selaku ketua Departemen PSdK dan Didik Susilo selaku Asset 4 General Manager PT. Pertamina sebagai mitra utama acara ini.
Dalam sambutannya, Didik menggarisbawahi pentingnya tema harmonisasi dalam konteks pembangunan di Indonesia. “Saya tertarik dengan kata harmonisasi karena ini sesuai dengan tujuan Pertamina, tidak hanya fokus pada TBU tapi juga kolaborasi dan harmonisasi antara perusahaan dengan perguruan tinggi,” ungkapnya.
Harmonisasi pembangunan memang menjadi tema besar yang akan mengkerangkai rangkaian acara Dies Natalis PSdK tahun ini. Tema besar ini tercermin dalam konsep pameran yang diselenggarakan hingga Kamis, 26 Oktober 2017. Di mana terdapat kolaborasi antara Departemen PSdK dengan berbagai stakeholder, seperti pemerintah (state), organisasi masyarakat sipil (civil society organization), dan perusahaan (private). Selain itu, pameran kali ini juga dalam rangka memperlihatkan dan mengenalkan hasil-hasil nyata pembangunan masyarakat yang telah dilakukan oleh tiga aktor stakeholders pada ranah manfaat keilmuan departemen PSdK.
Hal ini diperjelas oleh Matahari Farransahat atau sering disapa Saiz selaku ketua pelaksana ComDev Expo, “Kalau tema ini memang kami ingin memperlihatkan hasil nyatanya ilmu PSdK itu ada sih, tapi memang ini nggak ilmu PSdK aja ya perpaduan berbagai ranah keilmuan. Jadi kita membina dan memberdayakan masyarakat. Kita lebih menjadi fasilitatonya dan ini kita perlihatkan untuk hasilnya, baik dari program dampingannya, dari produk dampingannya juga dari program-program pengelolaannya.” Dalam hal ini, Departemen PSdK bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti dinas sosial, pemerintah daerah, dan juga PT. Pertamina dimana masing-masing juga mempunyai kelompok dampingan.
Menurut Saiz, Departemen PSdK sendiri lebih menekankan pada bantuan di bagian market akses. Hal ini dikarenakan salah satu kendala ketika terjadi perubahan adalah sulitnya melakukan pemasaran. “Jadi kita membantu promosinya, syukur-syukur produknya juga laris tapi kita juga ada perlombaan bagaimana mempromokan produk, ketika semua nggak bisa terjual kita juga membantu promosinya bagaimana orang di instagram bisa melihat suatu produk menarik terus bagaimana mendapatkannya,” jelas Saiz.
Pameran ini sendiri menyediakan sekitar 30 booth untuk berbagai macam kelompok dampingan. “Expo ini kita mengundang dari pendampingan dinas sosial ada 6 kelompok pada 2 booth, kemudian untuk dari UMKM Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ada 3 kelompok dari 2 booth. Ada juga 5 booth untuk bagian kelompok dampingan PT. Pertamina” papar Saiz.
Salah satu kelompok yang menempati booth pameran ini adalah Unala, sebuah layanan masyarakat yang berbasis pada kesehatan reproduksi ramah remaja. Unala menyediakan layanan berupa pemeriksaan fisik, konseling, informasi kesehatan, serta layanan rujukan ke laboratorium dan dokter spesialis.Di samping itu juga terdapat berbagai olahan makanan dan kerajinan yang tersedia di pameran ini. Pasar Ekologis Wijil Dusun Gari, Desa Gari, Wonosari, Gunung Kidul misalnya, menjual berbagai macam makanan tradisional dan kerajinan yang ramah lingkungan.
Tidak hanya kuliner dan kerajinan, acara ini juga menyediakan berbagai doorprize dan hadiah menarik. Jadi buruan datang, jangan sampai ketinggalan!