Jumat, 26 Mei 2017 bertempat di BA 502 Institute of International Studies mengadakan diskusi bulanan. Diskusi bulanan kali ini menhadirkan Hendrini Renola F., mahasiswi pascasarjana jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM. Renola menjadi pemateri yang membahas mengenai industri jual beli organ yang terjadi di Cina yang juga menjadi tema dalam tesisnya. Sebelum diskusi berlangsung, peserta diskusi diajak menonton sebuah film dokumenter dengan durasi 72 menit dengan judul Human Harvest.
Human Harvest sendiri bercerita mengenai praktik industri jual beli organ illegal di Cina yang secara sistematis diatur oleh negara. Film yang mengulas hasil investigasi David Mates dan David Kilgour ini berangkat dari keganjilan jumlah transplantasi organ dan jumlah wisatawan medis yang datang ke Cina untuk melakukan transplantasi organ. Tidak sinkronnya data transplantasi organ dan jumlah ideal ketersediaan organ yang cocok untuk digunakan ini menjadi pertanyaan besar. Secara ideal, transplantasi organ harus melalui proses medis yang ketat dan tidak semua donor organ yang bersedia memiliki kecocokan dengan pasien yang menginginkan tranplantasi organ. Sedang dengan jumlah tranplantasi organ terbesar di dunia, pertanyaan utama dari film ini membahas mengenai sumber utama dari ketersedian organ ini. Poin lain dari praktik ilegal ini adalah bagaimana secara terbuka rumah sakit memberikan penawaran organ terbaik yang diklaim datang dari Falun Gong, kelompok masyarakat yang secara politik dianggap mengganggu kestabilan negara dan dijadikan tahanan politik.
Dalam diskusi yang dilakukan, praktik jual beli organ ini dilihat melalui perspektif politik dimana secara sistematis negara berperan dan menjadi pelindung dari praktik ini yang sekaligus menjadi sumber pendapatan negara. Reformasi politik industri rumah sakit ini berawal dari permasalahan ekonomi rezim sebelumnya. Dimana pada rezim Xiaoping, alokasi anggaran dana pemerintah diutamakan untuk pembangunan sektor industri dan menekan alokasi dana kesehatan. Dari rendahnya alokasi dana kesehatan ini membuat rumah sakit tutup, kualitas pelayanan rendah, obat mahal dan kesehatan masyarakat menurun. Lalu pada tahun 1989 rezim Xiaoping digantikan oleh rezim Zemin yang memulai reformasi kesehatan. Bentuk reformasi kesehatan ini dilakukan dengan komersialisasi sistem medis dimana sektor kesehatan diubah menjadi industri bersistem kapitalis. Industrialisasi medis ini salah satunya dilakukan dengan mengambil kesempatan pasar dimana kebutuhan organ untuk transplantasi yang tinggi. Kesempatan ini dimanfaatkan pemerintah Cina dengan menyediakan organ dengan waktu tunggu relatif lebih cepat, harga hingga 3x lebih murah, administarasi yang mudah dan organ segar dari dari donor hidup membuat unit transplantasi organ menjadi sektor medis yang paling membawa keuntungan.
Komersialisasi medis ini bukanlah menjadi praktik yang baru terjadi. Pada pemerintahan sebelumnya dalam rentang tahun 1970-1990, praktik jual beli organ illegal ini sudah terjadi dengan mengambil organ dari tahanan politik Uighur. Namun, secara jumlah etnis Uighur tidak terlalu banyak, sampai tahun 1990 hanya menyediakan 30.000 organ, yang membuat pemerintah Cina beralih pada Falun Gong yang saat itu sedang berkembang. Selain permasalahan ekonomi, keadaan politik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sistematisnya praktik jual beli organ ini. Dengan sistem komunisme yang diktator, merepresi kelompok yang sedang berkembang yang dianggap menjadi ancaman dengan melakukan penganiayaan atau menjadikan tahanan politik menjadi salah satu cara untuk mempertahankan kestabilan negara. Dengan statusnya sebagai tahanan politik, pemerintah pun seakan memiliki kewenangan untuk memanfaatkan kelompok-kelompok tersebut untuk keuntungan negara. Akhir dari film ini memperlihatkan usaha pengumpulan petisi internasional dari berbagai negara yang secara politik diharap mampu menekan praktik jual beli organ illegal ini di Cina. (immaculata desti)