Kontribusi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan global dan perdamaian dunia salah satunya diwujudkan dalam bentuk kerjasama internasional. Melalui skema Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) dan Triangular, Indonesia telah ikut berperan akif untuk mencapai percepatan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. “Indonesia adalah negara besar, sudah saatnya kita tidak hanya menerima namun juga ikut memberi dan berkontribusi,” ungkap Fikry Cassidy, selaku Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral, Kementrian Luar Negeri sekaligus perwakilan Tim Koordinasi Nasional Kerjasama Selatan-Selatan. Ia merupakan salah satu pembicara dalam “Seminar Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular: Strenghtening Indonesia’s Leadership through South-South and Triangular Cooperation” pada Rabu (28/2).
Tujuan dari acara ini yaitu sebagai platform untuk mendiseminasikan informasi, menjaring pemikiran antar stakeholder, dan sekaligus menyuarakan kiprah dan kontribusi Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan. Hal-hal tersebut dilakukan melalui pengembangan ekonomi dan pelibatan sektor bisnis nasional. Acara yang bertempat di Auditorium Gedung Digital Mandiri lantai 4, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM ini diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral Kementrian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Institute International Studies, Fisipol UGM dan didukung oleh United States Agency for International Development for Indonesia (USAID). Selain sektor pemerintahan, seminar ini juga turut menghadirkan tiga pembicara lainya, yaitu Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P., M.Sc, selaku Wakil Dekan II Bidang Kerjasama, Alumni dan Penelitian, Fisipol UGM, Hendro Widjayanto, yang menjabat sebagai President Director CV. Karya Hidup Sentosa, Quick Tractor Indonesia dan Prof. Dr. Gati Gayatri, MA sebagai Pelaksana Tugas Ketua Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta.
Kerjasama Selatan-Selatan merupakan skema kerjasama antar negara berkembang yang dilakukan melalui berbagai hubungan bilateral dan atau multilateral secara mutual. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan solusi-solusi bersama bagi pembangunan negara Selatan. Terdapat empat bidang unggulan yang menjadi perhatian dalam kerjasama ini, yaitu bidang ekonomi, pembangunan, dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Indonesia telah secara aktif berkecimpung dalam kerjasama Selatan-Selatan melalui kontribusinya dalam berbagai bentuk dan sektor. Hal tersebut diwujudkan melalui bantuan internasional, capacity building, dan inisiasi program pembangunan. Bentuk nyata dari bantuan tersebut, berupa endownment fund, dana hibah, serta kerjasama antar stakeholder. “Kerjasama Selatan-Selatan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, dilakukan melalui kerjasama antar insitusi dan pertukaran pelajar,” ujar Popy mewakili pembicara pada sektor pendidikan. “Di UGM contohnya, melalui program Kemitraan Negara Berkembang (KNB), UGM sebagai salah satu institusi pendidikan di Indonesia ikut secara nyata dalam mendorong penguatan Kerjasama Selatan-Selatan,” tambah Popy.
Saat ini, Indonesia tengah mengkaji kerangka hukum untuk menciptakan sinergi poitik dan kepentingan nasional guna mendukung Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. Melalui kerangka pengelolaan bantuan internasional, diharapkan Indonesia dapat memiliki posisi dan peran yang lebih kuat dan aktif. “Penguatan peran dan kontribusi dalam Kerjasama Selatan-Selatan telah menjadi prioritas politik Indonesia,” tambah Fikry. Melalui prinsip kesetaraan, solidaritas, dan berbagi pengetahuan,Indonesia berkomitmen untuk mencapai percepatan pembangunan berkelanjutan melalui penguatan posisi Indonesia dalam kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. (/fdr)