Senin sore (9/5) pukul 16.00 WIB Selasar Fisipol UGM tampak ramai dipadati oleh puluhan mahasiswa dan beberapa perwakilan dekanat, mereka duduk beralaskan tikar di bagian tengah selasar dengan suasana santai. Di tempat itu sedang berlangsung forum public hearing bertajuk “PDKT-in FISIPOL” yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Fisipol UGM. Beberapa perwakilan dekanat yang turut hadir dalam forum tersebut seperti Dr. Ewan Agus Purwanto, M.Si (Dekan); Drs. Suparjan, M.Si (Wakil Bidang Keuangan); Dr. M. Najib Azca, S.Sos., MA (Wakil Bidang Kerjasama, Alumni, dan Penelitian); Dr. Nanang Pamuji (Wakil Bidang Akademik dan Kemahasiswaan); Bernadia Arimurti, S.T (Kepala Akademik dan Kemahasiswaan); dan Rudy Choiruddin (Staff Kemahasiswaan). Acara yang dimoderatori oleh Ainun Mardiyah (Dema Fisipol) ini membahas berbagai hal terkait perkuliahan maupun persoalan fasilitas kampus Fisipol.
Di awal kesempatan, pembahasan mengenai biaya KKN-PPM 2016 menjadi sorotan bagi mahasiswa khususnya angkatan 2013. Dalam forum diumumkan oleh Drs. Suparjan, M.Si bahwa pihak dekanat akan mencairkan uang KKN pada (10/6) sebesar Rp 1.050.000. Selain itu untuk mahasiswa penerima Bidikimisi juga akan dicairkan oleh pihak dekanat. Untuk dana matriks UKMF (Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas) akan dinaikkan dari Rp 5.000.000 menjadi Rp 7.500.000. Terkait penggunaan dana UKT, beliau mengatakan bahwa proporsi penggunaan dana 80% untuk fakultas dan dioptimalkan dalam penyelanggaraan kegiatan mahasiswa semisal hibah riset. “Penggunaan UKT di mana 20% untuk Universitas, 80% untuk fakultas, itu kurang lebih semua fakultas sama. Namun dalam penyusunan RKAT (Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan) itu terdapat perbedaan, semisal untuk mendorong riset mahasiswa dan dosen, saya kira fakultas kita yang paling tinggi.” ungkapnya.
Pertanyaan berikutnya mengenai skripsi karya dan peraturan mengenai jadwal kuliah pengganti. Menurut Bernadia Arimurti untuk pelaksanaan skripsi karya berlaku bagi mahasiswa semua angkatan, dan departemen yang telah menerapkan yaitu MKP dan Sosiologi. Mahasiswa dapat mengunduh panduannya melalui situs akademik. Untuk mekanisme pergantian jadwal Dr. Nanang mengungkapkan bahwa semua dokumen sudah ditindaklanjuti di senat dan masing-masing departemen, selanjutnya akan ada rapat mengenai Panduan Akademik (PA). “Mengenai hal tersebut sudah saya sampaikan dalam dokumen tebal, oleh sebab itu saya juga minta bantuan dari mahasiswa untuk membuat ringkasan apa yang ingin disampaikan dalam PA tersebut. Nanti saya akan langsung meneruskan kepada Senat.” tutur beliau.
Terkait rencana pembangunan Fisipol, dekanat memberikan kejelasan mengenai pembangunan Perpustakaan Mandiri yang sempat terhenti, perluasan Mushola, dan penataan kantin. Dalam proses pembangunan perpustakaan, Fisipol telah menjalin kerjasama dengan Bank Mandiri selama 20 tahun yang akan dilakukan peninjauan setiap 5 tahun sekali. Hal ini dilakukan mengingat Fisipol tidak bisa mengandalkan dana sepenuhnya dari APBN dalam pengajuan pembangunan, yang kemudian berinovasi melalui creative funding dengan pihak swasta. Terkait pembangunan yang sempat terhenti, Suparjan menuturkan bahwa sempat terjadi wanprestasi dengan kontraktor yang lama, sehingga dilakukan tender ulang yang dibantu oleh pihak Universitas melalui P2L (Pusat Pengadaan dan Logistik). “Kami akhirnya menunjuk PT. Bhinneka Cipta Prima utuk meneruskan pembangunan ini. Seperti yang teman-teman lihat setelah 1 minggu sudah cepat progressnya, kami harap bulan September mendatang pembangunan perpustakaan sudah selesai,”, ungkapnya. Setelah selesai dibangun, rencananya akan ada fasilitas e-library, e-café, dan convention hall standar internasional. Untuk kantin, bagian utara akan ditambahkan atap kaca untuk memfasilitasi kebutuhan ruang bagi perokok. Kemudian untuk mushola akan ditambahkan selasar yang berguna untuk menampung jamaah lebih banyak sekaligus sebagai area diskusi, konsep mushola dibuat yang terbuka, serta akan dilengkapi loker khusus. Sedangkan untuk Fisipmart akan dilakukan perluasan dengan konsep indoor. Nantinya ruang tersebut akan dilengkapi dengan pendingin ruangan, rak makanan-minuman, serta koleksi buku.
Dalam sesi berikutnya, Fatah Yusi (Sosiologi’13) mengusulkan mengenai penyediaan ruang bagi Teater Selasar, karena sebagai UKM baru belum memiliki ruang yang representatif untuk menampung dokumen dan arsip milik teater. Menanggapi hal tersebut pihak dekanat mengusulkan untuk memanfaatkan ruang di Sekip yang masih bisa dimanfaatkan. “Sejauh yang kami tahu, masih ada beberapa ruangan yang bisa dimanfaatkan di Sekip, namun kami juga akan melihat kebutuhan yang diperlukan terlebih dahulu sambil ditata kemudian.” ujar Pak Suparjan. Kemudian Joko Susilo (MKP’13) menanyakan mengenai kejelasan alokasi dana bagi mahasiswa yang mengikuti lomba. “Apakah dari Fisipol akan memfasilitasi mahasiswa yang mengikuti perlombaan? Karena sejauh ini dari Universitas tidak memiliki kriteria yang jelas mengenai besaran alokasi dana bagi tiap jenis lomba yang diikuti.” ujar mahasiswa yang akrab dipanggil Josu. Menurut Mas Rudy (staff Kemahasiswaan), fakultas telah menetapkan dana apresiasi dengan skema yang terbagi dalam prioritas dan non-prioritas baik di tingkat nasional dan internasional serta perorangan maupun kelompok.
Pada akhir kesempatan, Pak Erwan (Dekan) mengapresiasi forum ini. Menurutnya, acara ini sebagai sinergi dari berbagai pihak untuk mengembangkan Fisipol yang lebih baik dengan mengedepankan keterbukaan. “Silahkan setiap saat jika ada ide untuk Fisipol yang lebih baik, dapat langsung disampaikan melalui berbagai cara yang tersedia, dan kami akan segera untuk menindaklanjuti.” pungkasnya. (Inur)