“Ketika membaca judul me and my relationship apa yang ada dibenak teman-teman?” pertanyaan pembuka Dina Wahida, M., Psikolog dalam Kelas Psikoedukasi: Me & Relationship. Acara kelas psikoedukasi ini diadakan pada Rabu, 15 Maret 2017 yang dimulai pukul 13:00-14:30 bertempat di Gedung BA Ruang 205. Salah satu peserta menjawab, “laki-laki dan perempuan”. Menurut Dina mengapa seringkali hubungan dikaitkan dengan laki-laki dan perempuan karena memang Indonesia pada umumnya hanya mengenal dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
“Kemudian disini kita akan membicarakan relasi laki-laki dan perempuan entah itu sahabat, entah itu pertemanan, entah itu rekan kerja, organisasi ataupun hubungan yang spesial. Apa itu hubungan spesial? Tergantung teman-teman menganggap bahwa pertemanan itu adalah hubungan spesial maka itu akan menjadi special,” ungkap Dina.
Dalam membangun sebuah relasi, apa yang harus diperhatikan? Berikut tips yang dibagikan oleh Dina Wahida, M., Psikolog:
1. Temukan keunikanmu.
Apa yang sangat berbeda dengan orang lain. Ketika teman-teman sudah menemukan keunikan diri, teman-teman akan mudah untuk menjalin relasi atau menjalin komunikasi atau upaya membangun hubungan dengan oranglain. Menemukan keunikan diri dapat dilakukan dengan cara mengenali diri. Nah bagaimana untuk mengenali diri? Mengetahui kondisi perasaan karena ini merupakan langkah awal. Ketika teman-teman ingin mudah menjalin relasi dengan orang lain, teman-teman harus menemukan keunikan dengan cara mengetahui kondisi diri, mengenali kondisi perasaan baik diri sendiri maupun orang lain. Kita mulai belajar menyadari kondisi psikologis kita.
2. Temukan nilai-nilai diri.
Nilai diri itu adalah sesuatu yang membuat kita nyaman dalam melakukan segala sesuatu. Nilai diri biasanya dibentuk dari lingkungan dan keluarga. Contoh, ayah saya adalah seorang pedagang, tidak seperti bekerja di kantor yang segala sesuatu diatur waktu maka akhirnya value disiplin di keluarga saya tidak terbentuk jadi semuanya serba santai. Ketika kemudian bekerja di lingkungan akademis, saya kaget karena values yang saya miliki adalah bekerja santai. Saya tidak suka bekerja dibawah tekanan, begitu juga menjalin relasi akan sangat kaku ketika harus berkomunikasi dengan orang yang harus berwibawa, dengan orang yang harus sopan sangat. Berbeda jika saya menjalin hubungan dengan orang yang santai nah itu saya mudah kenal. Maka dari itu teman-teman coba pahami value diri. Nilai diri yang terus menerus dipupuk ini lama kelamaan akan menjadi belief atau keyakinan. Ketika teman-teman sudah bisa mengenali keyakinan teman-teman maka teman-teman sudah bisa mengenali diri sehingga bisa menjadi pondasi teman-teman dalam menjalin relasi.
3. Tentukan self goal.
Tujuannya adalah dengan diri saja, fokus ke diri. Misal saya ingin berteman dengan yang mahasiswa jurusan lain karena memang ingin mengetahui value yang ada dijurusan lain. Tetap ada tujuan sebagai pondasi jika teman-teman menghadapi konflik untuk bisa mempertahankan relasi tersebut.
4. Memiliki pola pikir yang tetap: tidak negative thinking baik terhadap diri sendiri maupun oranglain.
Ketahuilah bahwa pada dasarnya manusia itu unik dan berbeda itu keren. Kita mempunyai keunikan, tampil berbeda boleh dan menjadikan kelemahan menjadi kekuatan juga bisa asal tidak berlebihan.
5. Take action.
Perbaiki penampilan baik fisik, emosi dan komunikasi. Cara paling mudah memperbaiki penampilan emosi dalam psikologi adalah dengan relaksasi. Selain itu, olahraga berenang juga akan sangat membantu melakukan terapi emosi karena banyak hal yang dilakukan, entah itu latihan pernapasan, dan segala macam. Kemudian asertif, asertif adalah tegas terhadap diri sendiri berani mengatakan sesuai dengan kondisi diri. Lalu percaya diri. Percaya diri dapat diasah dengan pertama pengalaman dan kedua adalah latihan. Karena awalnya memang orang tidak percaya diri lebih kepada kekhawatiran terhadap diri sendiri akan dinilai jelek oleh orang lain. Kemudian cobalah hal yang baru, keluarlah mencoba hal lain yang lebih menarik.
Dalam kelas tersebut Dina juga memberikan tips dalam mempertahan hubungan. “Mulai sekarang lakukan tips-tips tadi. Lalu bagaimana cara mempertahankan hubungan? Berempati, membangun trust, menyadari perbedaan, mengekspresikan perasaan, mengetahui resiko, dan percaya diri, menjadi pendengar yang baik menjadi active listener dan menghargai oranglain,” pungkas Dina.
Kemudian acara kelas psikoedukasi dilanjutkan dengan Launching Peer Counselor 2017. Peer counselor merupakan program SPACE berupa layanan konseling yang dilakukan oleh mahasiswa yang sudah diberikan pelatihan khusus kepada mahasiswa lain (FISIPOL UGM) yang sedang menghadapi permasalahan baik masalah akademik dan non akademik. Acara ditutup dengan mengisi lembar evaluasi kelas psikoedukasi sebagai masukan untuk kelas-kelas psikoedukasi berikutnya. (/dbr)