Yogyakarta, 9 Desember 2021─Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas’udi, menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Mandiri dalam acara “Seremonial Kerja Sama Bank Mandiri dengan Fisipol UGM”.
“Kampus sedang mengalami perubahan agar mahasiswa bisa memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tidak hanya di ruang kelas,” tutur Dekan Fisipol UGM.
Wawan menjelaskan, kerja sama dengan Bank Mandiri akan memberikan pengalaman kerja dan pengetahuan baru bagi para mahasiswa. Harapannya, mahasiswa bisa merefleksikan pengetahuan dan pengalaman tersebut untuk menyelesaikan tugas akhir. Kerja sama ini juga mengawal proses belajar mahasiswa yang akan melakukan magang di Mandiri. Dekan menuturkan, penilaian magang nantinya tidak hanya dari kampus, melainkan juga dari Bank Mandiri.
“Kami membuka kesempatan bagi 20 mahasiswa Fisipol UGM untuk magang selama 3 bulan di Bank Mandiri,” tutur Senior Vice President Human Capital Services PT Bank Mandiri, Putu Dewi Prasthiani.
Selain program magang, kerja sama ini juga akan menghadirkan kolaborasi kuliah umum maupun virtual development. Putu berharap, program-program tersebut bisa membuat Bank Mandiri berperan dalam mengembangkan dunia pendidikan, khususnya bagi mahasiswa untuk menambah ilmu dan praktik-praktik kerja.
Salah satu program kolaborasi yang dilaksanakan setelah penandatanganan kerja sama ialah kuliah umum bertajuk “Navigating Your Career”. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom), Fisipol, UGM, Dewa Ayu Diah Angendari memandu kuliah umum tersebut. Sedangkan Senior Vice President Human Capital Performance & Remuneration Bank Mandiri, Sriyani Puspa Kinasih menjadi pengisi kuliah umum tersebut.
“Saat ini, transformasi adalah kunci bagi perusahaan atau individu untuk bertahan,” tutur Sriyani.
Alumni Dikom yang lulus pada tahun 2002 itu menjelaskan, saat ini mahasiswa perlu menyiapkan skill (kecakapan) baru. Menurut Sriyani, kapabilitas yang perlu disiapkan antara lain integritas, kolaboratif, komunikasi, kreatifitas, problem solving, berpikir kritis, dan kecakapan digital. Dia berpesan agar mahasiswa tidak hanya kuliah di kelas, namun juga mengembangkan diri di luar kelas untuk mempersiapkan diri guna menghadapi perubahan yang sangat cepat.
“Yang membentuk dirimu sendiri adalah kebiasaanmu, your future depends on your habits,” kata Sriyani.
Sriyani menjelaskan, pembelajar yang baik adalah mereka yang mau dan mampu belajar dengan cepat (fast learner), Mau dan mampu belajar terus menerus (continuous learner), serta mampu memberikan hasil dari pembelajaran yang dilakukan (impactful learner). Untuk menjadi pembelajar yang baik, imbuh Sriyani, seseorang perlu menjadi rendah hati, berpikir terbuka, memiliki rasa ingin tahu, dan suka mengeksplorasi hal baru. (/NIF)