Konsumerisme, Kemakmuran Sejati, dan Gaya Hidup Berkelanjutan bersama SOREC dan KBM

Yogyakarta, 22 Oktober 2021─Departemen Sosiologi FISIPOL UGM melalui Social Research Center atau SOREC berkolaborasi dengan Program Studi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekolah Pascasarjana menyelenggarakan diskusi buku pada hari Jumat (22/10). Sesuai dengan tajuknya, yaitu “Jalan Menuju Utopia: Juliet B. Schor tentang Konsumerisme, Kemakmuran Sejati, dan Gaya Hidup Berkelanjutan”, Prof Dr. Heru Nugroho━Profesor di Departemen Sosiologi, FISIPOL UGM dengan minat kajian pada Teori Kritik, Sosiologi Ekonomi, dan Kritik Sosial Teknologi━membahas salah satu tulisan dalam buku “Melintas Batas” yang diterbitkan oleh (KBM) mengenai pandangan Juliet B. Schor tentang konsumerisme, kemakmuran sejati, dan gaya hidup berkelanjutan.

Sebagai pembuka sekaligus pengantar, Heru menjelaskan alasan ketertarikannya dengan ide-ide yang digagas oleh Juliet B. Schor, juga profil singkat salah satu Sosiolog perempuan yang paling berpengaruh menurut thoughtco ini. Dalam membahas gagasan-gagasan dari Schor, tentu Heru juga tidak melupakan konteks sosial yang mendasari pemikiran Schor. Dari situ, barulah Heru memaparkan pemikiran-pemikiran Schor dengan lebih mendalam, yang mana pemikiran tersebut sejalan dengan mata kuliah yang ia ampu, yaitu Sosiologi Ekonomi dan Ekonomi Politik.

Melengkapi paparan dari Heru, Rony K. Pratama, M.A.━Alumni Program Studi KBM Sekolah Pascasarjana UGM━selaku moderator mempersilakan Dr. Tyas Retno Wulan, M.Si., Kepala Jurusan Sosiologi Universitas Soedirman dengan kepakaran pada migrasi internasional serta gender, anak, dan layanan masyarakat, untuk turut memberikan pembahasan. Pembahasan dari Tyas terdiri atas empat poin utama. Pada poin pertama, Tyas mengajak para peserta untuk memahami posisi Schor. Berangkat pemahaman tersebut, para peserta diajak untuk melihat pokok pemikiran Schor dalam konteks Indonesia. Tyas juga memberikan penilaian objektif atas gagasan-gagasan Schor dengan menghadirkan kritik atasnya pada poin ketiga. Pandangan kritis ini juga dihadirkan dalam tulisan Heru, yang disanjung oleh Tyas pada poin keempat terkait catatan kritis dan bahan diskusi.

Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dengan para peserta, dan diakhiri dengan simpulan yang ditarik oleh Rony. Dengan sesi foto bersama, diskusi pun resmi diakhiri. (/hfz)