Yogyakarta, 10 Juni 2022─Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM menyelenggarakan Digital Experts Talk #11 dengan tajuk “Boosting Digital Economy in the Data-Driven Age” pada Jumat (10/6). Acara yang berlangsung melalui Zoom dan disiarkan langsung melalui Youtube ini menghadirkan tiga pembicara. Di antaranya; Dr. I Nyoman Adhiarna (Head of DEWG Committee), Treviliana Eka Putri, (CfDS Researcher, UGM), dan May-Ann Lim (Emeritus Director of Asia Cloud Computing Association), serta Dr. Peter Lovelock (Principal, Fair Tech Institute, Access Partnership) sebagai moderator.
Ekonomi digital menjadi salah satu isu yang menuai perhatian dalam perhelatan KTT G20 (Koneferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty), yang akan diselenggarakan pada 15-16 November 2022 mendatang. Hal tersebut tercermin dengan diadakannya Digital Economy Working Group (DEWG) dalam rangkaian acara KTT G20. Ketua Panitia DEWG, I Nyoman Adhiarna mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor ekonomi digital. Hal itu bertolak dari tingginya jumlah penetrasi internet di Indonesia.
Sementara itu, Treviliana juga menyampaikan bahwa dalam menyambut komitmen pemerintah tersebut, CfDS juga berupaya untuk terus terlibat dalam peningkatan ekonomi digital, khususnya dalam advokasi gerakan literasi digital bagi aktor utama di ekonomi digital seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) maupun masyarakat umum sebagai konsumen, mengingat sektor ini memegang peran besar dalam ekonomi digital Indonesia.
Meski demikian, Treviliana juga mengatakan bahwa masih terdapat tantangan dalam pengembangan ekonomi digital UMKM. Menurutnya, alih-alih menempatkan angka sebagai tujuan utama, kita perlu menaruh perhatian pada bagaimana kita dapat memberikan pembangunan kapasitas pada UMKM.
“Saya telah melihat beberapa inisiatif, baik dari pemerintah maupun akademisi. Hanya saja, beberapa inisiatif belum diketahui oleh banyak orang. Salah satu pekerjaan rumah kita adalah mengarusutamakan berbagai inisiatif tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, diskusi ini juga membahas terkait pentingnya pengelolaan data dalam akselerasi ekonomi digital. Menurut Nyoman, aliran data pribadi lintas negara merupakan satu isu yang menjadi tantangan bagi pemerintah.
“Ketika berbicara mengenai data, kita tidak bisa menggunakan pendekatan yang ekstrim. Kita harus mampu menemukan keseimbangan yang optimal antara pembangunan ekonomi dalam negeri, kepentingan kebijakan publik, dan mengintegrasikannya dengan ekosistem digital global,” ucapnya.
Seluruh narasumber sepakat bahwa digitalisasi terbukti menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Kendati demikian, tantangan terkait perlindungan data juga kian meningkat. Maka dari itu, untuk mencapai keseimbangan dalam regulasi perlindungan data sekaligus memaksimalkan peluang ekonomi dan perdagangan, kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan menjadi hal krusial.