Kuliah Terbuka Manajemen Risiko Sektor Publik: Manajemen Risiko dan Ketangkasan Bisnis Menghadapi COVID-19

Yogyakarta, 8 Oktober 2020—Mata kuliah Manajemen Risiko Sektor Publik Program Studi S1 Manajemen dan Kebijakan Publik mengadakan pertemuan perkuliahan yang terbuka untuk umum. Dengan menghadirkan Hanif Muhammad, M.Sc., sebagai dosen tamu, pertemuan ini secara khusus membahas topik “Manajemen Risiko dan Ketangkasan Bisnis Menghadapi COVID-19.” Selain diadakan sesuai dengan jam mata kuliahnya—pukul 07.30 WIB, sesi diskusi bersama sang narasumber pun dipandu oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah Manajemen Risiko Sektor Publik, Media Wahyudi Askar, S.IP., M.Sc., Ph.D. Sebagai CEO Boogie Protective dan Kepala Pusat Studi Inovasi dan Digital INDEF, Hanif menggabungkan teori yang ada dengan pengalaman yang ia jalani, baik dari sudut pandang personal maupun perusahaan, dalam membahas topik yang diangkat. Namun sebelum masuk ke pemaparan materi dari sang dosen tamu, Media selaku moderator membacakan CV yang sesekali ditanggapi langsung oleh Hanif sebagai bentuk pengenalan pada para peserta kuliah. Untuk awalan materi, Hanif bercerita sedikit mengenai latar belakang perusahaannya, tindakan yang ia dan tim ambil dalam merespons kebijakan di tengah pandemi, serta titik balik yang mengubah hidup dan cara pandangnya terkait pengelolaan perusahaan pada masa pandemi. Dari titik baliknya ini, ia merasa bahwa harus turun tangan untuk penanganan pandemi dalam kapasitasnya, walaupun langkah tersebut akan memunculkan risiko. Oleh sebab itu, manajemen risiko perlu untuk dilakukan. Hanif menyadari bahwa hidup pada dasarnya penuh risiko. Sehingga, jika usahanya tidak berani untuk mengambil risiko, maka usahanya tidak akan hidup. Namun, jika risiko tersebut juga tidak dikelola dengan baik, kegagalan dan kehancuran juga dapat terjadi. Menurut Hanif, pilihannya bukanlah menghilangkan risiko yang ada, tetapi mengelolanya. Hanif kemudian menjelaskan bahwa manajemen risiko memiliki dua konsep dasar yang sangat sederhana, yaitu paham apa yang terjadi dan tahu apa yang harus dilakukan. Untuk memahami risiko apa yang dihadapi, maka diperlukan tiga cara, yaitu asses, identify, dan analyze. Tiga cara ini bisa dilakukan dengan melakukan riset dari berbagai sumber seperti podcast dan berita. Mencari sumber informasi dengan luas membantu untuk memahami lingkungan strategis dan bisnis yang akan dijalankan dalam konteks yang lebih besar. Sebab hal-hal di luar dugaan akan selalu terjadi dan tidak dapat dihindarkan, Hanif menjelaskan bahwa dalam mengelola risiko perlu untuk selalu do what in control dan look up for open window. Dari situ, langkah-langkah kecil dapat dilakukan dan terus diulangi sampai menemukan strategi yang paling efektif. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan agile methodology, sebuah strategi yang menyoroti hal-hal kecil yang dapat menjadi faktor signifikan perubahan. Ketika berbagai strategi sudah diupayakan, tiap strategi dapat diproporsikan dengan skalanya masing-masing sesuai dengan efektivitas yang dihasilkan. Tidak lupa juga Hanif menjelaskan bahwa penting untuk melakukan kolaborasi dengan pihak lain, embarks leadership internally, mengurangi risiko yang dapat membebani pikiran, serta memikirkan upaya berkelanjutan. “Kondisi pandemi, kondisi krisis seperti ini benar-benar bisa melatih untuk mengelola risiko secara nyata. Sebab, kondisi terdesak lah yang membuat kita berpikir lebih, mencari solusi dan alternatif,” ungkap Hanif sebelum mengakhiri pemaparan materinya dengan rekomendasi buku. Sepanjang pemaparan materi, Hanif selalu melengkapi penjelasannya dengan contoh nyata—pengalaman yang sudah ia dan tim lakukan selama ini. Setelah merangkum keseluruhan penjelasan Hanif, Media mempersilakan para peserta kuliah untuk menanggapi, bertanya, dan berbagi pengalamannya juga. Beberapa peserta kuliah pun aktif bertanya dan memberikan tanggapan, yang kemudian juga dijawab dan ditanggapi kembali oleh Hanif. “Manajemen risiko itu harus dilatih. Ciptakan risiko agar dapat melihat peluang baru,” pesan Hanif sebagai penutup dari pertemuan perkuliahan “Manajemen Risiko dan Ketangkasan Bisnis Menghadapi COVID-19”, mata kuliah Manajemen Risiko Sektor Publik. (/hfz)