Kuliah Umum Belajar Membuat Policy Brief yang Strategis

Yogyakarta, 9 November 2021─Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM menyelenggarakan webinar pembuatan policy brief dengan pembicara Ayodha Pramudita, analis kebijakan muda Kementerian Sekretariat Negara, yang mendiskusikan tahapan penyusunan hingga penyampaian ke audiens (9/11).

Mengawali sesi diskusi, narasumber menyampaikan bahwa keterampilan membuat policy brief dapat bermanfaat bagi pekerjaan.

“Apa pun profesi dan latar belakang karier, ada baiknya kita mengetahui dan punya keterampilan membuat policy brief, karena keterampilan ini dapat membantu proses menyampaikan ide secara efektif” tutur Ayodha, dalam acara yang dimoderatori oleh Wigke Capri, Dosen DPP UGM, dan diikuti oleh 45 peserta.

Dalam hal ini, webinar dapat memfasilitasi pelatihan penulisan policy brief yang strategis dan bisa memperoleh perhatian dari audience yang dituju. 

Sebelum menulis policy brief, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya memulai pertanyaan mengapa kita menulis policy brief, lalu bagaimana kita menuliskan ide yang ada, dan terakhir apa tujuan yang ingin kita capai dari policy brief. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat memandu proses penulisan yang berangkat dari empati individu dan menghasilkan tulisan yang terstruktur dengan baik.

Policy brief merupakan suatu dokumen yang ditulis secara singkat, to the point, bebas jargon dan terdapat call for action sebagai rekomendasi tindak lanjut. Dalam penulisannya, policy brief merupakan tulisan dengan fokus audience-driven dan konteks penggunaannya berfungsi sebagai sarana advokasi yang memengaruhi setting agenda kebijakan.

Secara struktur penulisan, policy brief rata-rata ditulis dalam jumlah 1-5 halaman mulai dari judul yang menarik dan mendorong emosi untuk membaca lebih jauh, lalu executive summary berupa deskripsi sangat singkat dari poin-poin utama, dilanjutkan deskripsi permasalahan yang menjelaskan isu-isu apa saja yang diharapkan untuk dipecahkan. Memasuki bagian keempat, struktur yang dituliskan adalah telaah atas opsi-opsi kebijakan yang ada saat ini, rekomendasi kebijakan, dan terakhir lampiran. 

Setelah menjelaskan kiat-kiat penulisan policy brief, narasumber melanjutkan berbagi materi mengenai proses penyampaian suatu policy brief. Proses ini merupakan salah satu langkah paling penting, sebab sebaik apa pun suatu policy brief, tidak bisa dianggap berhasil jika belum  diterima oleh audiens yang dituju. Pada tahap ini, Ayodha menyampaikan bahwa efektivitas penyampaian informasi adalah hal yang paling penting, dengan demikian sampaikan pesan utama dan urgensi dari policy brief yang telah ditulis.

“Create notes, practice makes perfect, and just do it,” tutur Ayodha sekaligus mengakhiri kuliah umum pada siang hari itu. (/Mdn)