• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Legitimasi Keraton Lagi Dipertaruhkan

Legitimasi Keraton Lagi Dipertaruhkan

  • Berita, PUB
  • 6 Mei 2015, 06.13
  • Oleh: fisipol
  • 0

Pemberian gelar baru di lingkungan keraton adalah suatu hal yang lumra. Tetapi di balik nama atau gelar baru yang disematkan pada seseorang ada konsep tanggung jawab dan fungsi yang harus dijalankan.

Hal tersebut diungkapkan Prof dr Purwo Santoso, Guru Besar Fakultas Ilmu sosial dan Politik (fisipol) UGM menanggapi pemberian nama baru bagi GKR Pembayun.

“Setiap pemberian nama dan gelar baru akan ada peran yang didistribusikan atau komitmen yang janjikan. Tetapi untuk pemberian nama dan gelar kepada GKR Pembayun itu urusan keraton, saya juga asih menunggu penjelasan mengenai hal tersebut,” ujar Ketua Jurusan Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM ini.

Lebih lanjut dia menyatakan setiap pemberian gelar baru, akan mengakibatkan komitmen lama ditinggalkan, dan komitmen baru dibuat,

Untuk konteks GKR Pembayun, masyarakat saat ini masih dilingkupi pertanyaan mengenai komitmen baru apa yang dibuat pascanama dan gelar baru.

Penerus

Tetapi saat ini semakin terlihat bahwa upaya yang dilakukan Sultan HB X dengan mengubah nama dan gelarnya sendiri, dan juga memberi gelar baru jepada putri tertuanya adalah memberikan kesempatan kepada GKR Pembayun menjadi penerusnya.

“Masyarakat memiliki imajinasi dan ekspektasi tersendiri terhadap apa yang berkembang di dalam keraton. Jika kenyataan yang ada di keraton tidak sesuai dengan ekspektasi mayoritas, institusi keraton sedang dipertaruhkan,” jelasnya.

Menurut Purwo Santoso, apa yang dilakukan Sultan HB X bisa dikatakan sebagai upaya menghilangkan jejak sejara dan membelokkan perjalanan kerajaan Islam Mataram. Salah satu hal tersebut dapat dilihat dari penghilangan gelar “khalifatulloh”.

“Dengan mengambil langkah tersebut Sultan sedang meninggalkan komitmennya menjadi raja pewaris Mataram Islam dan tidak berkomitmen lagi menjadi representasi kerajaan,” tambahnya.

Tidak elok

Keraton juga seharusnya segera memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai rangkaian kejadian yang akhir-akhir ini terjadi, agar masyarakat tidak menafsirkan sendiri yang pada akhirnya menimbulkan beragam persepsi.

Meskipun masyarakat tidak bisa memberikan suara maupun masukan ke institusi keraton, tetapi tidak elok pula masyarakat disuguhi konflik yang terjadi di internal keraton.

“Masyarakat tidak memiliki kewenangan apapun yang terkait urusan keraton. Seharusnya permasalahan ini bisa diselesaikan di internal keraton. Legitimasi keraton dipertaruhkan jika konflik di internal diperlihatkan keluar,” tandasnya. (dilansir dari Tribun Jogja (06/05/15) hal 1)

Legitimasi Keraton Lagi Dipertaruhkan

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Mengenal Fisipol UGM Lewat Halo Fisipol 2025, Buka Akses Pendidikan untuk Lebih Luas
  • Bahas Perlindungan WNI di Luar Negeri, FISIPOL UGM Selenggarakan Diskusi Publik Bersama Kemenlu RI
  • Tim PKM-RSH UGM Ini Membahas Mengenai Isu Korupsi dan Berhasil Mendapatkan 2 Medali dalam Kompetisi PIMNAS 38
  • Bawa Pulang Medali Perak, Tim PKM-RSH Komunitas Marah-Marah UGM Bersinar di PIMNAS 38
  • CDC FISIPOL Bersama Vidio Kenalkan Industri OTT Sebagai Peluang Berkarier Bagi Anak Muda
  • Duta Besar Timor-Leste Paparkan Perjalanan Panjang Menuju Keanggotaan ASEAN dalam Dialog di FISIPOL UGM
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Fisipol Hari Ini
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju