Mahasiswa FISIPOL Meneliti Fitur Media Sosial dalam Pembentukan Citra Pengguna

Yogyakarta, 30 September 2021─Platform media sosial yang semakin beragam ternyata berpengaruh pada perubahan sikap pengguna, khususnya generasi Z. Salah satunya disebabkan adanya perbedaan fitur dari setiap platform media sosial sehingga pengguna aktif berusaha menampilkan citra terbaik mereka. Hal tersebut mendorong sejumlah mahasiswa FISIPOL UGM melalui Program Kreativitas Mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang realita dibalik keberagaman fitur media sosial.

Tim PKM bidang Riset Sosial Humaniora yang beranggotakan Maftukhatun Deritanti, Dyah Niken Rahmawati, Syifa Mahmudah, dan Vina Idamatus Silmi ini mengangkat judul penelitian “The Multiple Faces of Social Media User: Penggunaan Media Sosial dalam Membangun Citra di Kalangan Generasi Z”. Dengan bimbingan dosen Ilmu Komunikasi, Lisa Lindawati, S.IP., M.A, mereka melakukan observasi terhadap akun media sosial Instagram, Facebook, dan Twitter. “Melalui penelitian ini, diharapkan mampu mendeskripsikan bagaimana seseorang memanfaatkan akun media sosial beserta tingkat kesesuaian keadaan yang ditunjukkan pengguna, mengidentifikasikan motif seseorang dalam menggunakan media sosial, dan memberikan sudut pandang baru terhadap pengguna aktif dalam memanfaatkan berbagai macam platform media sosial, serta mengurangi kecemasan pengguna dalam menggunakan media sosial,” ujar Maftukhatun, Ketua Tim Penelitian.

Temuan penelitian menunjukkan adanya perbedaan citra yang ditampilkan para pengguna pada masing-masing platform media sosial. Di Instagram, pengguna cenderung membagikan postingan yang positif saja, sementara di Twitter dan Facebook, pengguna cenderung menggunakannya atas dasar kebutuhan tertentu. Perilaku pengguna yang didominasi unggahan positif dan tidak menunjukkan sisi negatif sangat berpengaruh pada kesehatan mental pengguna lain. Di samping itu, sisi negatif kehidupan pengguna tidak ditampilkan untuk menjaga citra dan menghindari jejak digital yang buruk. Adapun ditemukan pengguna yang memiliki “wajah” berbeda yang ditunjukkan dalam penggunaan akun media sosial. “Hal tersebut diperjelas dengan jumlah akun yang lebih dari satu pada satu platform yang menunjukkan perbedaan yang signifikan yakni ditemukan perbedaan unggahan melalui pemilihan caption atau gambar dan video yang dipilih pada akun utama dan akun kedua,” ungkap Maftukhatun.

Melalui keterangan dari informan penelitian, perbedaan tujuan penggunaan media sosial membuktikan bahwa tidak semua postingan yang diunggah mencerminkan kondisi pengguna sesungguhnya karena mereka hanya memperlihatkan sisi positifnya saja. Kondisi demikian menyebabkan sebagian pengguna merasa cemas karena tidak bisa menunjukkan sisi terbaik mereka versi pengguna lain. “Pengguna media sosial sebaiknya tidak mudah terbawa perasaan dalam menggunakan media sosial dan memahami bahwa tidak sepenuhnya yang terlihat di media sosial sesuai dengan realita yang ada, sehingga dapat meminimalkan adanya gangguan kesehatan mental serta memberikan pandangan baru terhadap perilaku pengguna media sosial,” beber Maftukhatun. (/Wfr)