Sebagai wujud komitmennya dalam mendukung kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik, Wismilak Foundation menggelar kompetisi Passion Ville 2016. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, melalui kompetisi Passion Ville 2016, Wismilak Foundation ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada anak-anak muda yang memiliki passion dan telah memberikan dampak positif pada masyarakat. Ada enam project yang terpilih dari sekitar 177 proposal yang mendaftar kompetisi ini. Mahasiswa Departemen Sosiologi angkatan 2014, Abdullah Faqih, termasuk salah satunya. Ia membuat sebuah social project bernama Voice for Changes. Project tersebut bertujuan untuk membantu tunanetra “membaca” buku melalui talkingbooks (atau audiobooks). Setelah terpilih menjadi salah satu dari enam finalis, ia harus berkompetisi untuk memperebutkan gelar sebagai the winner of Passion Ville 2016.
Selama satu minggu, Faqih mengikuti proses karantina di Tembi Village, Yogyakarta. Mulai dari tanggal 28 November – 4 Desember 2016, social project yang telah ia buat “digodok” kembali bersama para mentor, beberapa di antaranya adalah Yoris Sebastian (pelaku creativepreneur), Erix Soekamti (vokalis band Endank Soekamti), dan beberapa orang lainnya dari Wismilak Foundation. Ia mendapat banyak sekali masukan agar social project yang telah dibuat menjadi semakin berdampak dan dikenal luas oleh masyarakat. Faqih mengakui bahwa selama proses karantina, sangat terasa adanya tekanan dan tuntutan untuk memperbaiki konsep proposal dan presentasi. Ia diharuskan untuk bekerja ekstra keras demi memberikan yang terbaik selama Passion Ville 2016.
Secara garis besar, kompetisi Passion Ville 2016 dibagi menjadi dua babak. Di babak pertama, ia harus mempresentasikan project-nya di depan para finalis dan dewan juri. Setelah itu, dewan juri dan mentor akan memberikan masukan-masukan yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki presentasi di babak kedua. Presentasi di babak kedua sangat penting, karena akan menentukan siapakah yang akan dipilih oleh Wismilak Foundation menjadi the winner of Passion Ville 2016. Dewan juri di babak kedua juga semakin “sengit” dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Setiap finalis hampir menghabiskan waktu 1,5 jam untuk presentasi dan tanya jawab.
Setelahnya, puncak dari Passion Ville 2016 digelar bersamaan dengan konser musik yang menampilkan Endank Soekamti, Shaggy Dog, dan Stars and Rabbit. Dimulai dari pukul 15.00 sampai 23.00 WIB di Stadiun Maguwharjo, Yogyakarta, konser musik ini dihadiri oleh ratusan anak muda. Tak mau ketinggalan, masing-masing finalist Passion Ville 2016 juga memamerkan passion mereka masing-masing dalam display booth. Mereka mendekorasi booth masing-masing sesuai dengan passionnya. Faqih dengan social project Voice for Changes menampilkan beberapa talkingbooks yang telah dibuat dan para pengunjung bisa mencoba mendengarkan talkingbooks tersebut secara gratis. Ia mendapat banyak sekali masukan dari pengunjung, terutama terkait kualitas talkingbooks yang telah dibuat.
Setelah menampilkan passion-nya masing-masing di depan pengunjung, para finalis diminta untuk naik ke atas panggung. The winner of Passion Ville 2016 akan segera diumumkan. Satu per satu nama-nama pemenang disebutkan oleh panitia. The Remarkable dimenangkan oleh Museum Ziarah Kenangan dari Semarang dan Merupa Menjelma Di Tiap Sudut Kota dari Surabaya. Last but not least, The Most Inspiring Project atau The Best of The Best dimenangkan oleh Abdullah Faqih dengan social project Voice for Changes. Ia bahkan tidak pernah berekspektasi akan memenangkan kompetisi Passion Ville 2016 mengingat ketatnya persaingan selama kompetisi ini berlangsung. Setelahnya, Faqih bersama timnya akan diundang oleh Wismilak Foundation untuk membuat grand planning berjalannya project ini. Ia juga akan mendapat funding dari Wismilak Foundation untuk mengimplementasikan projectnya.