Setelah pekan lalu membahas seputar “How to be Diplomat”, pada Rabu (13/9) One Week One Alumni kembali digelar dengan mendatangkan Aditya Wira Santika, Alumni Komunikasi Angkatan 2004 yang saat ini bekerja sebagai investor relations PT Pertamina Persero. Dengan menggunakan konsep talkshow, One Week Alumni kali ini dipandu oleh Genta Mahardika dari Eureka Konsultan. Dalam talkshow tersebut, Genta sebagai pemantik meminta Adit untuk membagikan cerita seputar pengalamannya dari masa kuliah hingga saat ini ia bekerja. Bagian yang menarik adalah cerita Adit mengenai posisi kerjanya saat ini yang cukup berbeda dengan background pendidikan S1nya.
Pengalaman Adit bekerja di Pertamina dimulai sejak tahun 2010, setelah ia mendapat training pada tahun 2009. Sejak saat itu, ia ditempatkan di Corporate Secretary dan pernah menempati beberapa posisi seperti Corporate Social responsibility dan Kantor Direksi. Namun yang paling dominan adalah posisinya di Investor Relations. Meskipun dominan, menurut Adit posisinya sebagai investor relations merupakan sebuah pekerjaan yang cukup menantang bagi dirinya. Pasalnya, selain berbeda dengan studi sarjana yang ia ambil, investor relations juga merupakan pekerjaan yang berbeda dari pekerjaan sebelumnya di perusahaan media.
Pada awal masa kerja sebagai investor relations, cukup banyak kendala yang ia terima. Menurutnya, dengan background Ilmu Komunikasi ia lebih terbiasa bermain dengan ide-ide kreatif terutama karena di masa kuliah ia sering mengikuti lomba iklan. Kondisi tersebut lantas berbeda ketika ia bekerja. Ia dituntut untuk menghadapi klien-klien yang akan menginvestasikan uangnya di Pertamina, sehingga bukan ide yang ia jual tetapi pengetahuannya seputar bidang energi perminyakan. Selain itu, kurangnya pengetahuan mengenai riset juga yang menjadi kendala awal yang dihadapi Adit, karena ketika berhadapan dengan klien ia dituntut untuk mengorek informasi yang dalam, bahkan lebih dalam dari wartawan. Namun, kendala tersebut justru membuat Adit mempunyai tekad yang kuat untuk belajar di luar bidangnya. “4 tahun saya kuliah, saya sudah cukup belajar Komunikasi. saya butuh yang di luar bidang saya.” Tuturnya. Bermodal tekad, Adit mulai belajar tentang bisnis dan energi minyak dengan membaca buku, bertanya pada teman yang ia anggap kompeten di bidangnya, hingga pada tahun 2014 Adit mengambil S2 Jurusan Master of Management in Energy, di salah satu Universitas di Amerika.
Berbekal pengalamannya, Adit memberikan banyak saran kepada peserta yang hadir. Menurutnya, mahasiswa fisipol khususnya Komunikasi harus mulai terbuka dengan ilmu dari bidang yang lain. Mengingat, banyak posisi corporate communciation di perusahaan yang justru ditempati oleh orang-orang yang berasal di luar bidang komunikasi. Selain itu, di jaman sekarang banyak sekali pekerjaan-pekerjaan baru di bidang komunikasi yang belum cukup familiar oleh mahasiswa komunikasi, salah satunya investor relations. Namun, dengan kondisi tersebut Adit tidak lantas menurunkan semangat mahasiswa komunikasi. Ia justru memberi motivasi bahwa mahasiswa komunikasi tidak harus melupakan background studinya. Sekalipun merambah ke bidang yang lain, orang komunikasi harus tetap menjual kemampuan strategi komunikasinya. “Ingat baik-baik, produknya orang komunikasi adalah pesan dan itu yang tidak dimiliki oleh orang-orang bidang lain.” katanya.
Adit menambahkan bahwa yang membedakan orang komunikasi dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Selain itu, dalam hal strategi, mahasiswa komunikasi sudah mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan baik. Oleh karena itu, orang komunikasi harus dapat membedakan gaya bertuturnya dengan orang-orang dari bidang lain. Dengan mengutip perkataan CEO Pertamina Adit berpesan bahwa,
“Tugas seorang leader itu bukan untuk keliatan pinter dengan ngomong njlimet, tetapi tugas seorang leader adalah untuk memastikan apa yang ada di otak dia sampai kepada orang-orang yang berada di kalangan bawah. A Good Leader is A Good Communicator.”
Sebagai seseorang yang cukup lama bekerja di Pertamina, Adit telah mendapatkan banyak pelajaran di bidang komunikasi. Laki-laki yang menyukai musik ini sampai mempunyai jargon yang ia sebut dengan “Membeu”. Menurut Adit, jargon membeu sama dengan peribahasa Jepang yang berarti amati, tiru, dan modifikasi. Artinya, setiap ada sesuatu yang menarik dari seseorang, ia akan mengamati, meniru, dan kemudian ia implementasikan dengan modifikasi yang baru. Jargon Adit ini juga merupakan pesan yang ia sampaikan kepada peserta talkshow untuk terus belajar dengan hal-hal baru. (ASA)