Malam itu Taman Sansiro riuh. Beberapa kursi taman dijejer sedemikian rupa membentuk barisan menghadap sebuah layar putih di sebelah kiri dan panggung di sebelah kanan. Pada layar tersebut sedang berputar film. Film itu berjudul Setan Kredit yang dimainkan oleh legenda komedian Indonesia Warkop DKI. Film bergenre komedi Indonesia tahun 1982 ini setidaknya mampu membawa suasana sekaligus memori tahun-tahun itu pada dekade sekarang. Selain film tersebut, sebagai sebuah pembuka juga diputar beberapa commercial break milik stasiun televisi yang pernah menjadi ikon pada era 80-90an.
Pemutaran film Setan Kredit dan beberapa commercial break jadul (jaman dulu) tersebut merupakan pembuka dalam acara Apreasiasi Seni Gerimis Bubar (Misbar) pada Jumat (4/6) malam. Acara yang diselenggarakan oleh Kementrian Internal dan Kementrian Seni Kreasi Korps Mahasiswa Politik dan Pemerintahan (KOMAP), Fisipol mengambil ‘Tahun 80an’ menjadi pilihan tema dalam acara itu.
Menurut Ketua Panitia, Obed Kresna, pengambilan tema ‘Tahun 80an’ tersebut berangkat dari kerinduan pada acara-acara yang dekat dengan rakyat. Ia berpendapat, kegiatan-kegiatan yang dulu sempat ngetren pada tahun 80an seperti ‘bioskop gerimis bubar’ menjadi penanda zaman yang layak ditiru semangatnya. Pada acara tersebut kegiatan menonton film di lapangan besar bersama keluarga, teman dan tetangga yang lain menjadi semacam hal yang saat ini sudah sangat jarang.
“Tema 80an sebenarnya berangkat dari nostalgia pada waktu-waktu itu ketika masih banyak acara atau hiburan yang dekat dengan rakyat. Selain menghibur, acara-acara seperti ‘bioskop gerimis bubar’ bisa mempererat hubungan kedekatan dengan teman maupun warga masyarakat lain,” tutur mahasiswa angkatan 2014 ini.
Acara yang sengaja ditujukan bagi warga Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) ini diniatkan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan bakat mereka terutama dalam bidang seni. Maka, seluruh penampil dalam acara ini adalah mahasiswa/mahasiswa JPP yang saat ini masih aktif. Tercatat pada acara tersebut ada pembacaan puisi, stand up comedy, permainan musik dan tak kalah menarik adalah Teater Mataya. Konon, teater ini merupakan teater yang pertama yang dibentuk oleh mahasiswa/mahasiswi Jurusan Politik dan Pemerintahan.
“Acara ini berangkat dari keinginan teman-teman untuk mengembangkan bakatnya terutama dalam bidang seni. Sebelum acara ini, teman-teman sudah memiliki kelas kecil untuk belajar bersama-sama baik dalam bidang musik, stand up, puisi dan teater. Puncaknya, digelarlah acara apresiasi seni ini,” ungkap Obed. (D-OPRC)