Manajemen Personal Branding di Era Jejaring Sosial

Yogyakarta, 26 November 2021─Ketatnya persaingan para lulusan perguruan tinggi fresh graduate S1 untuk masuk ke dalam dunia kerja menjadi persoalan yang tidak dapat dihindari. Tidak hanya hard skill, namun hal tersebut harus disikapi dengan penguatan soft skill pada mahasiswa. Untuk mendukung mahasiswa dalam memiliki kemampuan soft skill yang baik, Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik bekerja sama dengan Poldev mengadakan program yang bertajuk “Young Professional Training & Development”. Mengusung topik “Personal Branding Management in Social Networking Era” kegiatan tersebut dilaksanakan melalui platform zoom meeting. Sebagai narasumber, mereka menghadirkan Heru Sutatyo, seorang Strategic Management Consulting yang juga menjabat sebagai CEO ACE Team & Strategic Investor.

Heru cukup lama mendedikasikan dirinya sebagai pekerja profesional selama 10 tahun. Waktu yang tidak singkat tersebut ia habiskan untuk bekerja di berbagai perusahaan berskala internasional. Mulai dari Direktur Sodexo (Perancis); Shell China & Shell Indonesia; Conocophillips (USA); Schlumberger (Timur Tengah dan USA). Sebelum akhirnya memutuskan menjadi full time entrepreneur, ia telah bekerja di 5 negara dan 10 global city. Dengan berbagai prestasi dalam perjalanan karirnya, pada tahun ini ia dianugerahi sebagai Pemenang Alumni Muda Berprestasi UGM.

Sore itu, Heru menyapaikan bahwa mahasiswa harus menentukan impian selepas lulus S1 sejak berada di lingkungan kampus. Hal ini ia sampaikan mengingat banyak hal yang dapat dieksplore oleh mahasiswa semasa kuliah, seperti organisasi, kerja paruh waktu, volunteer, lomba, magang, dan kegiatan lainnya. Pengalaman-pengalaman di luar kelas itulah yang kemudian dapat berperan untuk mendukung kompetensi di dunia kerja. “Tentukan dulu mau kemana atau mau jadi apa, lalu riset hal-hal apa saja yang sekiranya dibutuhkan untuk mendukung hal tersebut,” terang Heru.

Selain itu, menurutnya, penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan personal sejak dini. “Karena dari situlah kita bisa memarketkan diri kita,” imbuh Heru. Hal ini juga sejalan dengan personal branding di media sosial. Heru menyampaikan bahwa media sosial dapat menjadi citra diri di depan calon perusahaan. Mengingat, rekam digital media sosial dapat menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam menilai atau melihat calon karyawannya. Oleh karenanya, Heru berpesan agar media sosial seperti instagram, linkedin dapat dikelola secara baik sejalan dengan harapan dan impian di masa mendatang. “Misalnya ketika kita ingin jadi data analyst, ya manfaatkan fitur like, comment dan sejenisnya yang relevan dengan hal tersebut,” imbuhnya.

Heru juga menuturkan tentang pentingnya mengidentifikasi calon perusahaan atau tempat yang ingin dituju selepas lulus. Hal ini mengingat banyaknya  karyawan yang terkadang belum mengetahui lingkungan kerja yang dilamar sehingga membuat kondisi kerja yang tidak nyaman. Oleh karenanya, menurut Heru magang menjadi salah satu cara yang tepat untuk mengetahui lebih dalam calon perusahaan yang akan dilamar. “Jadi, kalau mau magang jangan hanya ingin nilai saja, tapi betul-betul cari tempat magang yang sesuai dengan keinginan ketika kerja nanti,” tutup Heru. (/Ann)