Yogyakarta, 2 September 2024─Center for Digital Society (CfDS) UGM kembali menggelar opening ceremony Mata Kuliah Kecerdasan Digital 2024 pada Senin (2/09) di YouTube Live CfDS UGM sebagai pembukaan kembali kelas Mata Kuliah Kecerdasan Digital (MKKD). MKKD merupakan mata kuliah yang diinisiasi CfDS Fisipol UGM bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia serta dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun. Tahun ini mata kuliah Kecerdasan Digital menawarkan dua modul yakni 1) Kecerdasan Digital Dasar dan 2) Kecerdasan Digital Lanjutan (Metode Riset Digital). Opening ceremony kali ini menghadirkan pengajar MKKD 2024 yakni Janitra Haryanto dan Sidiq Hari Madya serta alumni MKKD, Ratri Arista.
Perkembangan teknologi digital telah banyak berpengaruh dan mengubah kehidupan manusia baik secara individual maupun di level sistemik seperti politik, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, perubahan yang besar ini membutuhkan pemahaman komprehensif dan lebih jauh dari berbagai perspektif. Lima tahun sejak dibukanya kelas Kecerdasan Digital, telah bergabung sebanyak 24.000 peserta yang berpartisipasi dalam kelas.
“Tahun ini sudah ada 2.700 peserta yang mengambil mata kuliah Kecerdasan Digital dan sepertinya jumlahnya masih akan terus bertambah,” jelas Wawan Mas’udi, Dekan Fisipol UGM dalam sambutannya. Besarnya angka partisipasi peserta MKMD menjadi bukti bahwa transformasi digital mampu menciptakan kelas inklusif yang bisa diakses semua orang. Latar belakang dari peserta juga beragam dan berasal dari seluruh penjuru nusantara, baik dari mahasiswa baru, mahasiswa akhir maupun fresh graduate.
MKMD 2024 membuka dua modul yang akan diajarkan selama kelas berlangsung, yakni Kecerdasan Digital Dasar dan Kecerdasan Digital Lanjutan (Metode Riset Digital). Pada modul pertama akan diajarkan dampak dan implikasi dari transformasi digital, sementara modul kedua berfokus pada metode riset digital yang akan diisi oleh pengajar berpengalaman dan ahli dalam bidang serta kajian transformasi digital di beberapa tahun terakhir.
“Di tengah kondisi masyarakat yang terdigitalisasi, terdigitisasi bahkan terdatafikasi, kehadiran riset digital menjadi alat untuk menangkap situasi dan kondisi zaman ini dan menciptakan insight, informasi hingga pengetahuan,” jelas Sidiq Madya, Dosen Sosiologi Fisipol UGM. Lebih lanjut Sidiq mengatakan bahwa di era transformasi digital, individu tidak hanya menjadi konsumen yang mengkonsumsi konten tetapi juga menjadi produsen data dengan menggunakannya sebagai alat untuk memproduksi insight, informasi hingga pengetahuan yang bisa disampaikan kepada publik untuk berbagai macam tujuan.
Sementara itu, Fisipol UGM khususnya CfDS Fisipol berkomitmen untuk memastikan agar berbagai bentuk tranformasi digital yang berlangsung dapat memiliki dampak pada kesejahteraan masyarakat. Pemahaman tentang kcerdasan digital diharapkan bisa menjadi alat untuk mendorong masyarakat lebih sejahtera, membentuk demokratisasi dan mendorong inklusi sosial. Upaya ini merupakan langkah Fisipol untuk mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan poin 4 tentang pendidikan berkelanjutan. (/dt)