Pembicaraan perlucutan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditutup di Jenewa pada 19 Agustus 2016, dengan sebagian besar negara-negara mengisyaratkan niatnya untuk memulai perundingan pada tahun 2017 untuk pelarangan global senjata nuklir.
Seratus tujuh negara di Afrika, Amerika Latin, Karibia, Asia tenggara dan Pasifik, bersama-sama dengan beberapa negara-negara di Eropa, mendukung sebuah usulan untuk menyelenggarakan sebuah konferensi pada tahun depan untuk melarang senjata nuklir
Sekelompok kecil negara-negara berargumen bahwa senjata nuklir esensial bagi keamanan mereka dan karenanya tidak seharusnya dilarang. Namun, negara-negara ini gagal menghalau mayoritas dan mencegah perundingan untuk terus berlanjut.
Pembicaraan di Jenewa dimulai pada bulan Februari dan dilanjutkan di bulan Mei dan bulan Agustus sebagai bagian dari kelompok kerja khusus PBB yang dibentuk tahun lalu untuk mendorong perundingan perlucutan senjata nuklir yang selama ini tertunda di PBB.
Kelompok kerja ini mengadopsi laporan akhirnya melalui pemungutan suara. Laporan ini merekomendasikan diselenggarakannya sebuah konferensi di tahun depan untuk merundingkan “sebuah instrumen hukum mengikat yang melarang senjata nuklir, dan mengarah pada penghapusan totalnya.”
Senjata nuklir adalah satu-satunya senjata pemusnah massal yang belum dilarang dalam hukum internasional, meski sifatnya yang tidak manusiawi dan tidak dapat membedakan sasaran. Usulan pelarangan akan menutup anomali hukum ini.
“Tidak ada keraguan bahwa mayoritas anggota PBB berniat memulai negosiasi traktat pelarangan senjata nuklir pada tahun depan,” ujar Beatrice Fihn, Direktur Eksekutif International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN).
“Ini merupakan momen yang signifikan dalam tujuh dekade perjuangan global untuk memusnahkan senjata pemusnah massal yang paling buruk dari muka bumi,” lanjutnya. “Kelompok kerja PBB telah mencapai sebuah terobosan hari ini.”
“Kami harap bahwa, berdasarkan rekomendasi dari kelompok kerja ini, Majelis Umum PBB dapat mengadopsi sebuah resolusi pada musim gugur nanti untuk mengeluarkan mandat untuk negosiasi pelarangan senjata nuklir di tahun 2017.”