Rabu (3/8) Pekan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) FISIPOL 2016 resmi dibuka. PPSMB FISIPOL yang bernama PPSMB Society 2016 ini mengangkat tema “Youthsphere: Time For Youth to Speak and Care”. Rangkaian PPSMB Society dibuka oleh Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si selaku Dekan FISIPOL UGM. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi antara mahasiswa baru dengan Wicaksono, chief-editor di beritagar.id. Diskusi ini membahas tentang bagaimana media sosial saat ini telah menjadi area kekinian namun perlu diwaspadai.
Wicaksono yang akrab dipanggil dengan ndoro kakung, membuka diskusi dengan mengutarakan rasa senangnya kembali ke Kampus FISIPOL. Beliau berkata bahwa “Pulang ke kampus selalu membahagiakan karena disinilah kita dilatih, diberi bekal ilmu, mendapatkan banyak pelajaran, keterampilan teknis yang membuat saya hari ini bisa duduk disini”. Wicaksono kemudian membuka diskusi dengan bercerita bahwa dengan berkembang pesatnya teknologi internet ini, siapa saja bisa menjadi media. Seorang individu tidak perlu bergabung ke dalam organisasi atau perusahaan media untuk menyebarkan informasi. Pada era kemajuan teknologi ini seseorang bisa dengan mudah membuat, menerbitkan, dan menyebarkan media sendiri. Menurut Wicaksono, Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemilihan topik dan cara penyampaiannya sehingga bisa menarik perhatian banyak orang.
Alumnus Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 1984 mengatakan, “Media sosial memberikan peluang yang tidak terbatas. Peluang sangat terbuka lebar yang terpenting adalah teman-teman itu berpikir terbuka, punya keterampilan teknis, punya ide, dan minimal punya teman. Kalau tidak bisa merekam video cari teman yang pintar merekam video. Kalo tidak bisa memotret cari teman yang bias memotret. Disini pentingnya memiliki teman yang banyak. Jadi mahasiswa jangan kuper, harus memiliki teman yang banyak dan kalau bisa dari fakultas yang lain. Pekerjaan di masa yang akan datang membutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai macam disiplin ilmu”. Wicaksono juga menekankan bahwa mahasiswa harus aktif dari awal masa perkuliahan sehingga memiliki banyak kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan hobi.
Pria yang pernah menjadi aktivis UKM Balairung ini kemudian menutup diskusi dengan berkata “Dalam setiap pekerjaan akan selalu ada dilema moral. Kejujuran harus selalu diutamakan. Ketika kita beraktifitas di media sosial, kita akan dihadapkan dengan berbagai ranjau hukum. Indonesia memiliki Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Sosial media adalah ruang terbuka dimana ketika kita memasang atau menulis sesuatu disitu, semua orang bisa melihat dan bereaksi terhadap karya kita. Akan selalu ada orang yang keberatan, orang yang merasa difitnah, dan dicemarkan nama baiknya. Suka atau tidak suka akan selalu ada konsekuensi dari tindakan kita. Jangan pernah menyebarkan sesuatu yang tidak benar atau tidak valid. Hal ini bisa menjadi masalah. Sekedar sharing satu konten di Facebook bisa menjadi masalah. Celakanya tidak banyak orang yang sadar akan konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan”. (Dana)