Media Study Gamapi: How to Manage Your Social Media

Yogyakarta, 17 November 2020—Keluarga Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol atau Gamapi Fisipol UGM menyelenggarakan program Media Study yang bertajuk “How to Manage Your Social Media” pada Selasa (17/11). Bersama Dianty Annisa, Social Media Influencer, acara berlangsung pada pukul 16.00 WIB di platform Zoom. Anisya Carla, Mahasiswa MKP 2020, menjadi moderator pada kesempatan kali ini.

Diskusi dibuka dengan pertanyaan alasan seseorang memiliki media sosial. Selain untuk mendapatkan informasi, Dianty mengaku dirinya senang berbagi pengalaman yang menurutnya worth dan bisa membantu dalam menjalani daily life. Dari tujuan awal tersebut, media sosial Dianty semakin develop yang mana dirinya juga membutuhkan platform media sebagai tempat kerja, tempat menghasilkan sesuatu, bahkan tempat untuk melakukan mini research.

Berkaitan dengan media sosial, terdapat istilah yang dinamakan algoritma. Algoritma adalah metode khusus yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang nyata. Masalah yang dimaksud lebih ke suatu fenomena yang bisa dicari solusinya melalui algoritma ini. Dalam konteks Instagram, ada yang dinamakan Insight,  yaitu fitur yang memberikan berbagai informasi mengenai konten yang kita posting, mengetahui jumlah interaksi yang terjadi pada akun kita, serta mengetahui data diri (jenis kelamin, usia, dan geografi) followers. Menurut Dianty, jika kita ingin lebih me-manage Instagram sebagai platform untuk mencari informasi, membuat konten, meng-influence orang, atau sekadar memberikan pengalaman menginspirasi, sebenarnya hanya perlu mengubah jenis Instagram menjadi akun bisnis supaya mendapat fitur Insight.

“Insight bisa membantu produksi konten untuk sosmed-ku yang akhirnya bisa berdampak buat banyak orang karena dengan melihat ini (insight) kita jadi lebih memahami target tertentu, kita bisa lebih tau apa yang netizen suka, dan juga lebih tepat sasaran ketika memang kita memproduksi suatu konten yang kita tuju untuk banyak orang atau orang yang mengonsumsi profil kita,” ungkap Dianty.

Namun, account reached seperti visit profile dan impressions bisa naik turun karena produksi konten yang mungkin tidak stabil atau tidak selalu tepat sasaran bahkan timing yang tidak selalu pada waktu tertentu. Hal tersebut dapat disiasati dengan willingness mengolah akun sosial media kita. Jika sudah paham algoritmanya, produksi konten kedepannya menjadi gampang dan mengelola jauh lebih mudah.

“Algoritma membantu kita untuk membaca market kita, followers, netizen, dan orang-orang yang mengonsumsi profil kita itu kaya gimana, biasanya itu juga bisa terbentuk karena kita yang ngebentuk, resiprokal antara orang yang datang ke profil kita sama apa yang kita produksi buat mereka,” ujar Dianty.

Kemudian, untuk membentuk insight yang bisa engage, tepat sasaran dan membentuk market baru, kita harus mengoptimalkan features yang ada. Pertama, pada Instagram stories, kita dapat memanfaatkan fitur question box dan polling sebagai mini research easy method. Riset mini tersebut dapat membuat followers put so much attention terhadap konten kita dan menjadi content development helper ketika konten diunggah pada feed Instagram. Kedua, pada Instagram feed yang perlu diperhatikan adalah high resolution picture yang didukung dengan powerful caption, serta edited pictures menjadi nilai plus. Ketiga, pada  Instagram highlight dapat membantu mengolah media sosial kita menjadi hidup karena berfungsi sebagai supporting information, repetition marketing, additional porto.

Dianty juga menyampaikan, untuk membuat creative dan authentic content, kita hanya perlu menerapkan empat poin, yaitu be you, choose what you like, understanding the trend, and repeat. (/Wfr)