Sabtu, 23 Juli lalu bukan menjadi hari yang biasa untuk warga Fisipol UGM. Memaafkan lebih baik, sebuah tema syawalan yang diangkat oleh Fisipol UGM menjadi sebuah momentum untuk setiap karyawan aktif, dosen, mahasiswa, ataupun karyawan yang sudah purna tugas beserta keluarga untuk saling memaafkan. Bertempat di Selasar Barat Fisipol UGM, acara ini dihadiri lebih dari 400 peserta.
Suasana yang terjalin sangat hangat. Bahkan sebelum acara dimulai, setiap warga Fisipol yang hadir saling sapa-menyapa dan mengobrol bersama, termasuk didalamnya Menteri Sekertaris Negara, Pak Pratikno yang turut hadir dalam acara ini. Tidak terlihat adanya perbedaan kelas baik antara karyawan, mahasiswa ataupun menteri sekalipun. Semua saling berbaur, mengobrol dan saling bermaafan. Silahturahmi sekaligus ajang reuni tahunan ini diawali dengan pembacaan kalam illahi oleh dua mahasiswa Fisipol UGM dan dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia. Tak ketinggalan, Pak Erwan, selaku Dekan Fisipol pun turut memberikan sambutannya.
Acara yang dimulai tepat pukul sepuluh ini kemudian dilanjutkan dengan pembacaan hikmah syawalan dengan tema “Membangun Sikap Saling Memaafkan” dan doa oleh Ustadz Muhammad Luthfi Hakim, SH, M.Hum, seorang hakim Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran. Dalam pidatonya ia pun menyampaikan bagaimana membuat hubungan antara individu menjadi lebih nyaman sampai dengan sikap tidak mudah percaya terhadap berita yang belum terbukti kebenarannya. Diakhir beliau menyampaikan, “Jangan lantas percaya seratus persen, kita masih membutuhkan tambahan-tambahan yang bisa membuat kita yakin. Kalau tetap masih tidak bisa bertambah informasinya, dia tidak bisa dipegang sebagai dasar apapun, apalagi dasar hukum. Kemudian, yang tengah adalah syah, syah itu 50-50, kurang dari itu namanya waqob, 25 persen nah yang nol itu khayal, tanpa ada fakta sedikitpun. Mari kita lihat yang ada di facebook, beredar di twiiter, dan media sosial lain sudah bisa diyakin belum?”
Setelah pembacaan doa, Dharma Wanita Persatuan Fisipol UGM memberikan bantuan pendidikan untuk anak dari dua orang karyawan Fisipol. Pemberian bantuan ini merupakan sebuah bentuk kepedulian anggota Dharma Wanita Persatuan Fisipol dengan sesama karyawan lainnya. Dua penerimanya adalah salah satu anggota SKKK dan Cleaning Service yang setiap hari tanpa kenal lelah melayani warga Fisipol.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengundian doorprize. Riuh ramai warga Fisipol yang nomor undiannya dibacakan atau pun meleset satu dua angka mulai terdengar. Tidak hanya karyawan saja yang memenangkan doorprize ini, mahasiswa ataupun karyawan yang sudah purna tugas pun ikut memenangkan undian ini. Acara kemudian diselingi dengan menyanyikan empat lagu islami bersama-sama dengan dipandu sukarelawan yang ikut maju ke depan. Tak ketinggalan, dosen-dosen yang baru saja terpilih melalui rekrutmen diundang ke depan untuk memandu menyanyikan lagu hymne gadjah mada. Acara kemudian dilanjutkan dengan saling berjabat tangan sebelum santap siang.
Setelah santap siang, peserta tak lantas meninggalkan ruangan, puncak pengundian doorprize baru akan dimulai. Sebuah mesin cuci dan sepeda gunung adalah grandprize yang disediakan oleh panitia untuk dua orang tamu yang beruntung. Acara kemudian diakhiri dengan penyerahan grandprize kepada pemenang undian.
Foto: Gunawan Eko Prasetio