Yogyakarta, 27 Agustus 2018- Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, program-program sosial yang berusaha menyelesaikan permasalahan di tengah-tengah masyarakat mulai mengalami perubahan tren yang signifikan. Tak hanya kian meningkat secara kuantitatif, pemaknaan para pelaku maupun aktor-aktor yang terlibat terhadap tujuan utama dari program pemberdayaan itu sendiri, terus mengalami perbaikan. Program sosial yang semula hanya bersifat pemberian bantuan materi (charity), mulai mengalami pergeseran orientasi ke arah peningkatan kapasitas (capacity building) dan pemberdayaan (empowerment). Sehingga akhirnya, kemandirian dan keberlanjutan manfaat dari program-program tersebut pun dapat terus dirasakan oleh masyarakat. Perubahan tren ini pula, yang turut dibahas dalam acara ‘Bedah Buku & Diskusi : Mendayung Semangat Menggapai Keberdayaan’, yang diselenggarakan oleh KAPSTRA FISIPOL UGM bekerja sama dengan Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM serta Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Bertempat di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM, diskusi turut dihadiri oleh Ibu Erna Yati selaku perwakilan dari Bidang Sosial Responsibilitas Pertamina Hulu Energi, yang memberikan sambutannya dalam pembukaan acara pagi itu. Dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Departemen PSdK FISIPOL UGM, yang juga menjadi salah satu pembicara pada diskusi tersebut. Dalam sambutan tersebut, Bapak Krisdyatmiko menyampaikan tujuan dari kegiatan diskusi, yang ingin memberikan gambaran pengalaman nyata pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat bagi mahasiswa FISIPOL UGM, yang bersumber langsung dari para alumni sebagai penulis dari buku ‘Mendayung Semangat, Menggapai Keberdayaan’ ini sendiri. Bersama dengan Bapak Krisdyatmiko, Bapak Agus Sudaryanto S.E.,M.M selaku Ketua Gugus Kerja PROPER Bidang Community Development, Ibu Hj. Dra. Tuti Suwarsih, M.M.Pd. selaku Ketua Kwartir Ranting Pramuka Kecamatan Bianakan, serta Bapak Dindin Komarudin AKS selaku Direktur Eksekutif Yayasan Kumala; turut menjadi pembicara dalam diskusi yang dipimpin oleh Ibu Dian Fatmawati, S.IP., M.A. selaku moderator. Tentu saja, masing-masing pembicara yang hadir mewakili latar belakang, peran, dan kontribusi yang beragam terhadap proses pemberdayaan masyarakat. Keberagaman yang juga turut diulas dalam buku yang ditulis oleh alumni-alumni Departemen PSdK FISIPOL UGM tersebut.
Adapun diskusi dimulai dengan penjelasan dari Bapak Agus Sudaryanto, yang menjabarkan bagaimana program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PHE ONWJ selama ini terus mengalami inovasi; baik dari segi produksi & lingkungan, sosial & lingkungan, hingga keanekaragaman hayati. Dengan semangat untuk menularkan teknologi dan kinerja terbaik yang ada di perusahaan kepada masyarakat, akhirnya program pemberdayaan PHE ONWJ bekerja sama dengan mitra-mitranya pun mampu memberikan manfaat dan solusi nyata bagi permasalahan-permasalahan yang ditemui oleh masyarakat, khususnya di daerah Jawa Barat. Salah satunya melalui program 5R++ (Reduce, Reuse, Recycle, Resale, Re-share), yang merupakan program pemberdayaan bagi anak jalanan dan anak putus sekolah, sebagaimana yang lebih lanjut dijelaskan oleh Bapak Dindin atau akrab disapa Abah Dindin. “Komunitas bagi anak jalanan di Kumala memang telah ada sejak lama, tapi baru 2011 terbentuk sebagai yayasan yang benar-benar memulai pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak untuk mengolah bubur kertas supaya memberikan manfaat bagi mereka. Tentu saja, di samping menyediakan kegiatan agar mereka tidak kembali ke jalanan lagi,” ungkap Abah Dindin ketika mempresentasikan latar belakang pembentukan dan kegiatan yang dilakukan para anggota Yayasan Kumala. Abah Dindin juga menjabarkan bahwa melalui kemitraan antara Yayasan Kumala dengan PHE ONWJ, kini telah banyak anak-anak Yayasan Kumala yang bahkan mampu menjadi pelatih (trainer) pengolahan limbah kertas bagi masyarakat maupun komunitas lainnya. Sehingga akhirnya, pemberdayaan ditularkan dan kesejahteraan pun dapat dirasakan secara lebih luas.
Selain Abah Dindin, Ibu Tuti juga menceritakan bagaimana program pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Bianakan, bahkan mampu menciptakan bumi perkemahan pertama yang ada di kecamatan tersebut. Menurutnya, keberhasilan dari sektor wisata di Kecamatan Bianakan baik sebagai bumi perkemahan maupun kawasan riset alam tak terlepas dari kerja sama banyak pihak baik pramuka, masyarakat setempat, kelompok tani, hingga PHE ONWJ selaku mitra dalam program pemberdayaan tersebut. Akhirnya, dari penjelasan Abah Dindin dan Ibu Tuti itu pula, lantas Bapak Krisdyatmiko pun menutup sesi materi pada diskusi tersebut dengan menyimpulkan pentingnya sinergi antar aktor dalam perencanaan dan program pemberdayaan, termasuk di dalamnya kalangan akademisi, guna memastikan aspek kemandirian dan keberlanjutan dari pemberdayaan bagi masyarakat itu sendiri. Adapun buku ‘Mendayung Semangat, Menggapai Keberdayaan’ ini, menurut beliau lantas menjadi salah satu bukti nyata dari kontribusi perguruan tinggi, khususnya Departemen PSdK FISIPOL UGM, bagi proses tersebut.
Ditemui seusai acara, Bapak Agus Sudaryanto mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya terhadap KAPSTRA maupun Departemen PSdK FISIPOL UGM yang telah menyelenggarakan bedah buku dan diskusi pagi itu. Beliau juga menyatakan harapan dan kesediaan PHE ONWJ untuk terus bekerja sama dengan FISIPOL UGM dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan serupa, yang dapat mejadi sarana pertukaran informasi dan edukasi antara kalangan akademisi dengan perusahaan. “Dapat berupa PHE Goes to Campus, atau acara-acara lain. Intinya, kesempatan untuk bekerja sama akan terus terbuka bagi FISIPOL UGM, seperti hari ini,” pungkasnya. (/sno)