Yogyakarta, 12 Agustus 2020 – 8 Agustus lalu, ASEAN memperingati ulang tahun yang ke-53. Untuk memeriahkan peringatannya, ASEAN Studies Center (ASC) Fisipol UGM menggelar serangkaian acara bertajuk ASEAN Youth 2020 yang terdiri dari berbagai kegiatan, salah satunya webinar. Pada Rabu (12/8) lalu, webinar pertama dalam rangkaian ASEAN Youth 2020 digelar dengan judul Indonesia, Youth, and the ASEAN Identity. Webinar dipandu oleh Truston Yu dan diisi oleh Iqbal Darmawan selaku Duta Muda ASEAN Indonesia 2019-2020. Webinar disiarkan langsung melalui kanal YouTube ASC pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.
Iqbal Darmawan sebagai pembicara memulai materinya dengan menceritakan sedikit tentang latar belakangnya sebagai seorang pengajar dan kesukaannya terhadap kegiatan sosial. Ia berkeinginan untuk memberi timbal balik dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, Iqbal mendaftarkan diri pada program Duta Muda ASEAN Indonesia yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Keberhasilan Iqbal menjadi turning point dalam hidupnya.
Jika membahas ASEAN, menurut Iqbal, sebagian orang hanya mengenal ASEAN sekadar nama dan negara-negara anggotanya saja. Sedangkan program dan nilai-nilai ASEAN tidak banyak diketahui. Maka hal itu menjadi tugas bagi duta muda seperti Iqbal, untuk menyebarkan pengetahuan tentang ASEAN. Iqbal menyampaikan bahwa perlu dibangun rasa memiliki sebagai warga ASEAN, bukan hanya warga negara masing-masing saja.
Di usia ASEAN yang ke-53 ini, perlu dibangun sense of belonging di tengah warga ASEAN. Iqbal menyampaikan dua cara untuk membangunnya, “Pertama, mulai dari pemuda. Karena masa depan ASEAN ada di tangan pemuda”. Pemuda dapat memperluas koneksinya dengan pemuda ASEAN selain di negaranya sendiri. Banyak media untuk memperluas koneksi ini, menurut Iqbal, seperti program pertukaran pelajar, kerja sama, bahkan media sosial.
Kedua, perlu dibangun sense of collaboration. “Pemuda dapat bersama-sama membahas berbagai permasalahan yang ada di ASEAN dan membuat program bersama,” terangnya. Iqbal juga menceritakan tentang pengalaman kerja samanya dengan pemuda ASEAN lain, yaitu program donasi buku ke berbagai perpustakaan yang koleksinya kurang memadai.
Di penghujung acara, sebelum menjawab berbagai pertanyaan dari peserta, Iqbal juga menceritakan tentang prosesnya ketika medaftarkan diri sebagai Duta Muda ASEAN Indonesia. Peserta perlu melalui berbagai tahap seleksi sebelum dapat mencapai final dan berkesempatan bertemu tokoh-tokoh seperti Menteri Luar Negeri dan jajarannya, serta duta dari negara laim. “It was an amazing journey.” tutur Iqbal. (/tr)