Membincang Publikasi Terbaru ASC: ASC Monograph 2020

Yogyakarta, 19 Januari 2021—ASEAN Studies Center baru saja merilis publikasi terbarunya, yaitu ASC Monograph 2020 “Small States, Strong Societies: Essays On COVID-19 Responses In Southeast Asia”. Publikasi ini lahir setelah melihat respons negara-negara ASEAN terhadap pandemi COVID-19 di tingkat nasional menunjukkan disparitas yang besar antar negara. Disparitas ini dapat terlihat dari tingkat kematian, jumlah infeksi harian, juga pendekatan kebijakan dalam menanggapi pandemi COVID-19 di semua negara anggota ASEAN. Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah kebijakan yang proaktif dan ketat untuk meratakan kurva—dengan mengikuti pertimbangan epidemiologi yang tepat, tetapi pada saat yang sama beberapa negara lain justru menyangkal ancaman virus karena takut akan dampak ekonomi yang merugikan.
Melalui tujuh esai yang terdapat di dalamnya, pertanyaan mengenai “apa yang menjelaskan pendekatan dan hasil berbeda dalam tanggapan COVID-19 di negara-negara anggota ASEAN, dan apa yang telah dilakukan oleh ASEAN dan negara anggotanya untuk mengatasi masalah pandemi global ini secara efektif?” berusaha diungkap oleh ASC Monograph 2020, dan dibahas lebih mendalam melalui Bincang ASEAN pertama di 2021. Bertajuk sama seperti monograf, yaitu “Small States, Strong Societies: Essays On COVID-19 Responses In Southeast Asia”, Bincang Asean menghadirkan para kontributor dan editor dari ASC Monograph 2020, Bincang ASEAN berupaya untuk mengulik isu-isu yang dibahas dalam monograf tersebut secara lebih mendalam.

Masing-masing bab atau esai dalam monograf ini diwakilkan oleh satu kontributor, secara berurutan: Ahmad Rizky M. Umar, Fauzia Gustarina Cempaka Timur, Filasafia Marsya Ma’rifat, Novriest Umbu Walangara Nau, Saidatul Nadia Abd Aziz, Andhini Citra Pertiwi, dan Tunggul Wicaksono. Pada awal acara, tiap kontributor yang hadir diberikan kesempatan oleh sang moderator—yang juga adalah perwakilan kontributor untuk esai ketujuh, Tunggul Wicaksono—untuk menceritakan secara singkat tetapi tetap mendalam mengenai esai yang mereka tulis, baik dari latar belakang penulisan esai tersebut, hingga metode dan temuan yang dihasilkan.

Tentu, sebagaimana karakter dari ASC Monograph 2020, pembahasan dalam Bincang ASEAN ini juga bersifat regional dan lintas nasional untuk memahami tanggapan tiap negara terhadap pandemi COVID-19. Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan dalam esai pun disampaikan oleh moderator pada tiap-tiap kontributor untuk diulas dan dielaborasi secara lebih mendalam—dalam lingkup dan pembahasan yang lebih luas lagi. Tidak hanya itu, Bincang ASEAN ini juga melibatkan para peserta dalam sesi tanya jawab dengan para kolaborator secara interaktif dan informatif. Ditayangkan melalui kanal Youtube ASEAN Studies Center, tayangan ulang juga tersedia bagi yang tidak sempat mengikuti acara secara langsung. (/hfz)