Meneliti Tingkat Digital Literasi Perempuan di Indonesia, Departemen Ilmu Komunikasi dan WhatsApp Berkolaborasi Dalam WhatsApp Misinformation an Social Research Award 2018

Yogyakarta, 2 September 2019—Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) Fisipol UGM melakukan penelitian yang bertajuk “WhatsApp Group And Digital Literacy Among Indonesian Women” dalam rangka Hibah Riset “WhatsApp Misinformation an Social Research Award 2018” yang dilakukan sejak April 2018 hingga Agustus 2019 silam. Riset yang dilakukan Tim Dikom berfokus pada Digital Literacy and Misinformation yang merupakan satu dari lima area riset pada Hibah Riset WhatsApp 2018. UGM sendiri merupakan salah satu penerima hibah dari tiga universitas terpilih di Indonesia.

Novi Kurnia, Dosen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus  principal investigator dalam riset tersebut menjelaskan, riset dilatarbelakangi oleh popularitas WhatsApp yang digunakan untuk menerima dan menyebarkan informasi mulai dari isu politik nasional hingga gosip personal, serta hubungannya pada tingkat literasi digital perempuan.  Pemilihan riset dengan subyek perempuan pun bukan tanpa alasan, “Perempuan tradisional, di sektor publik maupun in between melakukan urusan pekerjaan maupun keluarga melalui WhatsApp. Namun sejauh mana mereka dapat memilah dan membedakan informasi yang berguna dan mana yang tidak?  Sejauh mana tingkat literasi digital perempuan yang kerap kali dianggap illiterate dibanding laki-laki? Apakah iya?,” ujar Novi.

Penelitian dilakukan pada perempuan dengan usia produktif 23 hinga 58 tahun untuk mengetahui apakah kompetensi literasi digital memiliki korelasi dengan umur, pendidikan, pekerjaan, ruang publik, intensitas, dan jumlah WhatsApp group. Melalui indikator tesebut, survei paling tinggi terhadap kemampuan litrasi digital tertinggi ada pada aktvitas  perempuan yang bekerja di sektor publik yang lebih bisa menangani informasi  karena berhubungan dengan banyak orang.

Penelitian dilakukan di lima kota yakni Aceh, Jakarta, Jayapura, Makassar, dan Yogyakarta. Setiap kota terdapat 250 respoden yang mengisi kuisioner serta 6 diantaranya melakukan wawancara untuk mendapat data indepth terutama menyangkut isu perempuan beserta barriers social class, gender dan seniority. Perempuan Indonesia sendiri rata-rata telah memakai WhatsApp sejak lima tahun yang lalu serta hanya memakai satu akun. Intensitas pemakaiannya pun rata-rata lima jam sehari dengan WhatsApp Group terbanyak adalah grup alumni. Menariknya, info yang sering disebar adalah informasi pekerjaan dan informasi seputar kuliner. “Isu politik tidak terlalu menarik bagi perempuan”, tambah Novi.

Rencananya, riset akan selesai pada November 2019 mendatang. “Harapannya, kita tidak berhenti di hasil riset, kita ingin kerjasama untuk mengembangkan edukasi, hasil riset akan digunakan untuk educate perempuan Indonesia untuk mengelola informasi secara bijak. Nanti akan ada content guide kombinasi hasil riset dengan technicality dari WhatsApp, kombinasi hasil riset juga akan dibuat berupa buku,” ujar Novi.

“Buku hasil penetian sifatnya akademis tapi kita kemas tidak terlalu berat, akan dibuat agak populer sehingga research record analisisnya tidak terlalu panjang tapi visually present-nya jelas berupa foto,  grafik, serta kutipan menarik hasil wawancara,” tambah Novi. Riset ini juga akan diaplikasikan melaui program edukasi langsung bekerjasama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) serta Siberkreasi Menkominfo. Diseminasi Riset juga akan dilakukan di beberapa universitas sehingga bisa menyebarkan pengetahuan secara luas. (/Afn)