Sambutan Dr. Dafri Agusalim, M.A., selaku kepala Pusat kajian ASEAN serta pemukulan gong oleh Dr. Erwan Agus Purwanto menandai pembukaan ASEAN Youth Initiative Empowerment Program (AYIEP) 2017. Bertempat di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM acara ini digelar sejak pukul 09.30 WIB.
AYIEP tahun ini mengangkat tema “Digitalizing ASEAN: Fostering Community through Digital Connectivity”. Pemilihan tema Digitalizing ASEAN dirasa sangat sesuai dengan semangat integrasi ASEAN dalam menyambut perayaan 50 tahun eksistensinya yang bertajuk “Partnering for Change, Engaging the World”.
“Pemberdayaan pemuda merupakan suatu usaha penting bagi penyelesaian masalah sosial dan politik yang kompleks di ASEAN. Pendayagunaan teknologi dan komunikasi merupakan salah satu cara yang tepat dan dapat digunakan untuk menjawab masalah-masalah tersebut. Sehingga pemilihan tema utama AYIEP tahun ini merupakan kontribusi nyata ASEAN Studies Centre Fisipol UGM untuk lebih lebih menguatkan integrasi ASEAN melalui pemberdayaan pemuda dan teknologi,” ujar Dr. Dafri Agusalim, M.A., dalam sambutannya.
Sejumlah narasumber dijadwalkan hadir dalam International Seminar on 50th Years of ASEAN yakni H.E. Ong Keng Yong (Former Secretary General of ASEAN), H.E. Djauhari Oratmangun (Expert Staff for Strategic Issues of Minister of Foreign Affairs), dan Stuart Shaw (Political Counselor of Canadian Mission to ASEAN). Bertindak sebagai moderator ialah Duta Besar Foster Gultom dan Dr. Poppy S. Winanti, M.PP, M.Sc (Vice Dean for Alumni Cooperation and Research Faculty of Social and Political Sciences UGM).
“Dengan adanya pasar bebas, Indonesia harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan antar negara anggota yang batas-batas pergerakannya semakin memudar. Guna menghadapi hal ini, pemerintah harus menciptakan regulasi yang kuat demi menciptakan ruang persaingan usaha yang sehat. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah inilah yang akan menjadi kunci kemenangan di tengah persaingan yang semakin ketat,” ujar H.E. Ong Keng Yong.
Dalam seminar internasional, H.E. Ong Keng Yong melihat potensi ekonomi yang dapat dilakukan melalui konektivitas dan berharap Indonesia dapat terus meningkatkan kemampuan dalam menarik investor asing. Beliau juga berharap, melalui konektivitas digital, kedepan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN mampu memfasilitasi investasi asing sehingga angka pertumbuhan ekonomi terus naik.
Dalam kesempatan yang sama, H.E. Djauhari Oratmangun menyampaikan bahwa digital diplomacy sebagai bentuk revolusi teknologi, informasi dan komunikasi (ICT) yang telah merevolusi cara orang berkomunikasi dan bertukar informasi serta mengubah lanskap politik, sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Melalui digital diplomacy serta konektivitas yang terjalin antarnegara perbaikan infrastruktur dapat terus dilakukan guna meningkatkan potensi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
“Hubungan internasional akan selalu dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, salah satunya kini menghasilkan digital diplomacy. ASEAN perlu menggandeng berbagai elemen untuk memperoleh masukan, informasi, dan saran bagaimana diplomasi digital dilakukan dengan akurat. Perlu ada upaya bersama agar kepentingan berbagai elemen di Indonesia untuk bersinergi melalui konektivitas mendorong pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara,” pungkas Dr. Poppy S. Winanti, M.PP, M.Sc. (/dbr)