Yogyakarta, 28 Oktober 2023—Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Diskusi Komunikasi Magister UGM (Diskoma) menyelenggarakan webinar bertajuk “Partisipasi dan Komunikasi Politik Kaum Muda Menjelang Pemilu 2024”. Diskusi mengenai Pemilu 2024 memang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kaum muda sebagai kelompok pemilih terbesar sekaligus kelompok yang aktif mengkritisi dinamika politik lokal maupun nasional. Hal ini dibenarkan oleh Dr. Rahayu, M.Si, M.A., Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi UGM. “Kaum muda perlu di-highlight [karena] menentukan arah politik Indonesia ke depan,” sebut Rahayu di dalam sambutannya pada Sabtu (28/10).
Edisi Diskoma kesembilan ini menghadirkan Dr. Adhianty Nurjanah, S.Sos, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; dan Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A., Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. Kedua pembicara sepakat bahwa kaum muda akan memainkan peran yang signifikan bagi Pemilu 2024, terutama karena kelompok usia inilah yang paling dekat dengan internet dan media sosial. Adhianty menuturkan bahwa untuk pertama kalinya kelompok muda (milenial dan Gen Z) akan mendominasi pesta demokrasi Indonesia. “Saya melihat bahwa dengan adanya media sosial yang beragam, anak muda menjadi sangat kritis,” ujar Adhianty. “Saya merasa bahwa Gen Z ini memiliki potensi besar untuk bagaimana mereka melakukan pengawasan terhadap tahapan-tahapan pemilu di Indonesia. Karena kadang mereka itu spontan, bahwa artinya masih banyak Gen Z yang peduli dengan pemilu,” imbuh Adianty.
Riset yang dilakukan oleh Tim Diskoma menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan apatisme politik di antara sebagian kaum muda. Di sisi lain, keberadaan media sosial juga ikut mempengaruhi keterpaparan kaum muda dengan politik, termasuk figur dan partai politik. Sejalan dengan temuan riset tersebut, Zainuddin Monggilo mengungkapkan beberapa “agenda penting bersama” mengenai proses mengawal, beropini, hingga berpartisipasi di dalam Pemilu 2024. Pertama, Zainuddin mengatakan bahwa cek atau verifikasi fakta menjadi sangat penting di tengah gempuran informasi. Kedua, penting bagi kaum muda untuk cerdas dan bijak di dalam menggunakan media sosial. Ketiga, alih-alih diam, kaum muda sebaiknya melawan konten negatif dan palsu dengan literasi dan edukasi. Terakhir, Zainuddin berpesan supaya kaum muda dapat memberdayakan suara, bersinergi, dan melakukan kolaborasi. “Karena era ini semakin mudah maka kita juga berharap semakin jernih lagi bagi pemuda dalam melihat dan memilih,” pungkas Zainuddin. (/gmb)