• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Miskonsepsi Failed State dalam Diskursus Syiah Sampang

Miskonsepsi Failed State dalam Diskursus Syiah Sampang

  • Berita, PUB
  • 12 Juni 2015, 04.08
  • Oleh: fisipol
  • 0

Kasus penyerangan warga Syiah di Sampang, Madura pada Minggu, 26 Agustus 2012 kemarin masih menyisakan tanda tanya. Kasus penyerangan tersebut menimbulkan pertanyaan : Di mana negara? Akibatnya, keberadaan negara yang dibayangkan sebagai sebuah institusi tersebut menjadi dipertanyakan kapasitasnya. Alih-alih melindungi warganya, negara malah dianggap ‘menyengsarakan’ dengan aksi pembiaran penyerangan warga pada kasus Syiah, di Sampang Madura. Wacana tersebut bermuara pada munculnya kondisi negara gagal bahkan negara lemah di Indonesia.

Narasi demikian muncul dalam sebuah acara diskusi bertajuk State Capacity and Misconception of Failing and Week State : State Handling of Religious Violence in Shia Community in Sampang Regency, East Java Selasa (9/6) siang. Acara diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh IIS Fisipol ini mengundang A’an Suryana (Ph.D. cand) mahasiswa Australia National University (ANU) sebagai narasumber.

Diskusi yang bertempat di Ruang IIS lantai 5 Gedung BA ini, diselenggarakan dalam rangka menyampaikan hasil temuan sementara penelitian untuk disertasi A’an Suryana di ANU. Penelitian ini dilakukan di dua dusun pada dua desa yang berbeda di Kecamatan Omben, Sampang Madura. Kedua dusun tersebut yakni, Dusun Nangkernang, di Desa Karanggayam dan Dusun Gading Laok, di Desa Bluk Uran.

Dalam penelitian ini, A’an menemukan dua hal yang menurutnya salah dalam diskursus mengenai kapasitas negara yang gagal bahkan cenderung lemah dalam kasus Syiah di Sampang. Pertama, pendekatan struktural-institusional yang digunakan dalam melihat adanya negara gagal dalam kasus itu dinilai tidak tepat.

“Pendekatan ini gagal lantaran terlalu melihat negara yang otonom dan terpisah dengan masyarakatnya. Padahal hasil temuan sementara di lapangan menunjukkan, keberadaan negara yang diwakili oleh aparat negara nyatanya tidak selalu seperti itu,” ungkap A’an.

Kedua, bahwa dalam wacana negara gagal tersebut hanya memandang entitas negara sebagai agen teknis pelaksanaan (state technical efficiency) kebutuhan-kebutuhan warganya.

Dalam hal ini, cara pandang demikian mengandaikan bahwa ukuran keberhasilan negara hanya diukur dari seberapa efisien mampu menyalurkan sekaligus memastikan kebutuhan warganya. Artinya, kapasitas negara hanya diukur secara kuantitas. Selain itu, cara pandang ini juga mengandaikan bahwa negara merupakan aktor tunggal dan tidak memiliki kepentingan sendiri.

“Cara pandang ini juga dinilai tidak tepat lantaran mengandaikan bahwa negara tersebut tidak memiliki kepentingan sendiri,” tutur laki-laki yang bekerja untuk media The Jakarta Post ini.  

Sementara itu, dalam studi yang dihasilkan juga memunculkan sosok-sosok kuat daerah yang turut memberi dinamika konflik Syiah di Sampang. Sosok yang paling disorot oleh A’an terutama adalah kyai-kyai di Sampang yang ternyata sangat dihormati dan berpengaruh bagi masyarakat di Sampang, Madura. Selain kyai, juga ada organisasi blatter yang juga dianggap punya pengaruh besar bagi dinamika sosial, ekonomi dan politik di Sampang. (D-OPRC)  

 

 

 

Miskonsepsi Failed State dalam Diskursus Syiah Sampang

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY