NGO Fair 2022 Kembali Hadir untuk Meningkatkan Semangat Kerelawanan Bagi Mahasiswa Fisipol

Yogyakarta, 7 September 2022—Non-Governmental Organization (NGO) Fair 2022 kembali digelar pada Rabu (7/9) setelah hiatus selama masa pandemi. Acara yang digelar oleh Australian Consortium in Country Indonesia Studies (ACICIS) bersama Global Engagement Office (GEO) Fisipol terlihat ramai dikunjungi oleh mahasiswa dalam dan luar negeri.

NGO Fair 2022 mengundang berbagai organisasi non pemerintah di Yogyakarta untuk ikut mempromosikan program mereka. “Kami mengundang banyak lembaga, research center, dan organisasi non pemerintah untuk datang, dan harapannya mahasiswa dapat menemukan organisasi yang cocok, khususnya bagi yang memiliki minat untuk volunteering dan internship,” jelas Dhani Karuniawan, selaku Koordinator Program ACICIS. NGO Fair ini tidak hanya memberikan wadah bagi mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan sukarela dan magang, namun juga memperkenalkan berbagai gerakan aktivis di Indonesia. Salah satunya adalah gerakan perlindungan orangutan sebagai satwa dilindungi yang kerap kali diburu hingga berstatus hampir punah. Mereka mengajak para mahasiswa untuk mengenal pentingnya menjaga kelestarian satwa melalui sosialisasi dan brosur infografis yang ditulis dalam dua bahasa. Terdapat juga gerakan perlindungan dan edukasi bagi korban kekerasan seksual, pengenalan swasembada dan karya desa, bahkan perlindungan dan pemberdayaan bagi anak-anak di daerah tertinggal.

“Sebelum 2018 itu lokasi kegiatan NGO Fair ini masih belum di Fisipol, peserta nya pun masih banyak dihadiri oleh mahasiswa ACICIS saja. Baru kali ini karena bekerja sama dengan GEO Fisipol UGM, kami bisa menggelar NGO Fair dengan lebih terbuka dan menjangkau lebih banyak mahasiswa,” jelas Dhani. Ia menambahkan bahwa acara ini digelar supaya mahasiswa dapat sadar akan kondisi lingkungan sosial, budaya, dan alam Indonesia, serta meningkatkan semangat kerelawanan.

Keunikan stan pada setiap organisasi begitu ditonjolkan, hingga menarik para foreign student diluar Fisipol untuk berkunjung. Manar, salah satu mahasiswa pertukaran pelajar fakultas psikologi asal Australia mengaku senang mengikuti acara ini. “Ini adalah acara menarik bagi saya. Disini saya dapat bertemu dengan banyak orang, bahkan setelah berkeliling selama hampir satu setengah jam, saya belum merasa bosan,” ujarnya sambil tersenyum menunjukkan tumpukan pamflet yang ia dapatkan setelah mengunjungi berbagai stan. (/tsy)