NGOPI Seri Dies Natalis Fisipol: Mengulik Kesiapan Migrasi Digital di Bidang Komunikasi dan Ekonomi Kreatif

Yogyakarta, 7 Oktober 2021─Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) bersama DECODE menyelenggarakan NGOPI Seri Dies Natalis FISIPOL UGM ke-66, dengan tema “Palihan Nagari Digital: Strategi Adaptasi dan Kesiapan Migrasi Digital Pelaku Usaha Bidang Komunikasi dan Ekonomi” (07/10). 

Sesi pertama membahas penelitian sekaligus pembelajaran yang dilakukan oleh tim Dikom dan DECODE terkait kecakapan digital pelaku UKM desa wisata di Desa Pentingsari. Riset ini dilatarbelakangi situasi pandemi Covid-19 yang berdampak bagi desa wisata. Ginarti, pelaku UKM Ginarti Garden dari Desa Pentingsari, mengaku pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah wisatawan berkurang. Kondisi ini menuntut warga untuk berbisnis lewat platform digital, termasuk para pelaku UKM yang belum cakap digital.  

Menurut Syafrizal, salah satu dosen Dikom yang terlibat, digitalisasi di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya data kesiapan digital masyarakat. Melalui penelitian sekaligus pembelajaran ini, tim DECODE mampu menggali data sembari memberikan pelatihan mengambil foto dan video, mengedit, serta memasarkan produk melalui platform digital. 

Optimalisasi desa wisata juga berkaitan dengan wisata yang disertai dukungan keberlanjutan dan perlindungan terhadap nilai sosial budaya, tradisi, alam, dan sumber daya. Lisa Lindawati, selaku dosen Dikom yang turut hadir sebagai pembicara, menyebutkan bahwa media sosial membuat objek wisata di Indonesia mudah viral, tetapi kesiapan masyarakat dan pengelolaan di sekitarnya belum terjamin. Menurutnya, objek wisata berbasis komunitas harus memperhatikan kearifan lokal dan lingkungan di sekitarnya.

Kegiatan berlanjut dengan sesi kedua yang membahas strategi jurnalis dan media daring menyiasati pembatasan sosial. Wisnu Prasetya, dosen Dikom sekaligus pembicara, memetakan tiga perubahan pada dunia jurnalisme selama pandemi. Pertama, meningkatnya tren model bisnis media melalui donasi, membership, atau langganan. Hal ini didorong oleh perubahan dari segi konsumsi yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah pembaca dan pelanggan di awal pandemi. 

Agib Tanjung, wakil redaktur pelaksana Brilio.net yang turut hadir sebagai pembicara, menambahkan bahwa konsumsi berita-berita SEO meningkat selama pandemi. Menurutnya, berita-berita timeless soal kebutuhan sehari-hari justru menjadi favorit pembaca Brilio.net dan Merdeka.com. 

Perubahan ketiga dalam dunia jurnalisme, yaitu tuntutan adaptif dengan teknologi. Menurut Mahadevi, pembicara yang merupakan jurnalis olahraga RRI, situasi pembatasan sosial ini juga menyebabkan perubahan etika dalam praktik mewawancarai narasumber. Jurnalis harus cermat ketika mewawancarai narasumber secara daring karena rawan terjadinya reduksi informasi. Menariknya, data menunjukkan bahwa jumlah jurnalis mengalami penurunan di beberapa negara, termasuk Indonesia. “Akan tetapi, kita perlu tetap optimis. Peran jurnalis sangat dibutuhkan di situasi banjir informasi seperti saat ini. Jangan takut mati, tetapi harus bisa beradaptasi,” kata Mahadevi. (/Raf)