Tahun 2017 merupakan hari-hari yang sibuk bagi sosok Noel Hasintongan. Mahasiswa International Undergraduate Program International Relations tersebut baru saja menyabet penghargaan sebagai Best Speaker dari ajang National University Debating Competition (NUDC) 2017. Berkat kesuksesannya tersebut, Bulan Desember 2017 nanti Noel akan diberangkatkan ke World University Debating Competition (WUDC) 2017 di Meksiko bersama rekannya Dhanny Lazuardi serta 1 tim perwakilan dari Universitas Indonesia.
Perjalanan Noel tidak selalu mulus. Pada tahun 2014 ia tidak diterima di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM dan menghabiskan satu tahun pertamanya di Fakultas Biologi. Kemudian mencoba lagi pada tahun berikutnya, ia berhasil dan kini mengukir prestasi sampai ke tingkat internasional.
Noel, kini tengah sibuk mempersiapkan diri untuk ikut debat internasional. Saat ditemui untuk wawancara dengan tim Faculty Secretary Fisipol UGM, Noel mengatakan baru saja menerima penghargaan sebagai top ten best sepaker di Indonesia Debate Open 2017. Noel mengatakan sebagai proses pemanasan ia dan rekannya akan diutus untuk mengikuti lomba debat internasional sebelum WUDC dihelat.
Apa itu NUDC?
NUDC singkatan dari National University Debating Championship, satu-satunya lomba yang disponsori oleh Kemristekdikti terkait debat bahasa inggris. NUDC juga merupakan rangkaian seleksi mencari perwakilan tim Indonesia untuk diberangkatkan ke World University Debating Championship (WUDC).
WUDC ini acara tahunan?
Iya, betul. WUDC diadakan setiap akhir tahun, tahun lalu di Belanda, akhir tahun ini nanti di Meksiko.
Untuk tahun ini siapa saja yang akan berangkat?
keempat grandfinalis. Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Indonesia. sejauh ini yang sudah pasti berangkat adalah perwakilan dari UGM dan UI karena sudah mendaftarkan ke panitia WUDC Meksiko.
Bagaimana tahapan seleksi NUDC?
Tahapnnya panjang. Pertama, seleksi tingkat universitas yang dilakukan oleh Ditmawa. Kedua, seleksi tingkat kopertis Jogja lalu kemudian dikirim ke tingkat nasional yaitu NUDC yang tahun ini diadakan di Semarang.
Dari masing-masing tahapan, ada berapa kompetitor?
Untuk seleksi universitas diikuti oleh delapan peserta, di tingkat kopertis Jogja 40 tim, sedangkan NUDC ada 112 tim dari 112 universitas. Kami (Noel dan Dhanny) mendapatkan 3rd runner up di babak final.
Apa saja persiapan yang dilakukan sehingga berhasil masuk final NUDC?
Persiapannya sudah lama, bisa dibilang sejak tahun lalu sudah ikut seleksi di tingkat universitas tapi belom lolos. Akhirnya tahun ini nyoba lagi jadi sudah banyak latihan dan memang yang paling banyak membantu proses persiapan ini adalah dengan sering ikut lomba. Dengan ikut lomba berarti juga sering adaptasi dengan cara debat kampus lain, selain itu juga mengikuti lomba internasional karena debater luar juga pasti punya cara yang berbeda lagi. Exposure itu penting.
Selain ikut lomba, untuk teman-teman pemula apa nih yang harus dimulai?
Banyak baca. Karena kalau lomba debat topiknya itu impromptu tidak ada bocoran topik apa yang akan dibicarakan dan hanya diberi waktu 15 menit untuk persiapan. Untuk memberikan argumen yang meyakinkan harus dengan data, ya untuk mendapatkan argumen berbobot harus diseimbangkan dengan membaca.
Referensi kamu dalam membaca?
Di internet sudah sangat banyak referensi yang dengan mudah dapat kita akses. Selain itu cara yang paling efektif adalah dengan mengikuti turnamen-turnamen besar yang kini sudah terdokumentasi dengan baik misalnya di Youtube.
Setelah NUDC ini teman-teman akan melanjutkan ke WUDC, bagaimana persiapannya?
Persiapan kami sudah dari tahun lalu karena NUDC hanya sebagai transisi. Prioritas kami sekarang adalah ikut lomba-lomba internasional.
Lomba internasional sebagai proses warming up?
Betul. Baru minggu lalu kami ikut Indonesia Debate Open merupakan turnamen internasional Prasetya Mulya sebagai tuan rumah, dua minggu kemudian di Thailand dan Indonesia selalu turut berpartisipasi.
Pencapaian Indonesia di Thailand tahun lalu bagaimana?
Tahun lalu sampai di grand final kategori EFL (English as a Foreign Language).
Apa saja kategori dalam lomba debat internasional?
Ada EFL (English as a Foreign Language), ESL (English as a Secondary Language) dan main (native). Bahasa Inggris di Indonesia sendiri sebagai bahasa asing jadi peserta pasti masuk ke kategori namanya EFL.
Lalu apa target untuk WUDC tahun ini?
Kami berharap bisa naik peringkat ke debat kategori main dan pulang sebagai champion.
(/dbr)