Persoalan pendidikan dan sumber daya manusia menjadi dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Dalam bidang pendidikan, negara dianggap telah mengabaikan peran pendidikan keluarga dan masyarakat sebagai satu kesatuan konsep pendidikan bangsa.
Pendidikan yang hanya mengandalkan peran sekolah menyebabkan proses pembentukan karakter dan kepribadian siswa makin terabaikan.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi ‘Skenario Indonesia 2045’ yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM bekerjasama dengan Lembaga Ketahanan Nasional di UC UGM Selasa (23/12) lalu.
Pemerintah pun diminta lebih meningkatkan tingkat pendidikan anak usia sekolah. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan akana menentukan tingkat perubahan sosial, akses kerja perempuan di sektor publik, dan menambah jenjang batas usia perkawinan.
Guru Besar Studi Kependudukan Fisipol UGM, Tadjudin Nur Effendi, mengatakan pada tahun 2030 – 2045 diproyeksikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami penurunan karena adanya faktor perubahan sosial, meningkatnya tingkat pendidikan, dan semakin banyaknya perempuan yang bekerja di sektor publik.
Namun demikian, kata Tadjudin, meski di tahun-tahun tersebut Indonesia mendapatkan bonus demografi, indonesia seharusnya memanfaatkan kelebihan tenaga kerja produktif tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Bila bonus demografi dimanfaatkan dengan baik, ekonomi kita bisa tumbuh 9-10 persen pertahun” kata dia.
Pengamat pendidikan Wuryadi menilai, pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakat belum menjadi perhatian negara. Padahal menurut Ki Hadjar Dewantara, katanya, untuk menciptakan kepribadian dan karakter siswa membutuhkan tiga unsur yakni pendidikan, keluarga, sekolah dan masyarakat.
“Sekolah saat ini cenderung mengedepankan konsep pengajaran bukan pendidikan, belajar di sekolah sekarang seolah hanya mencerdaskan kehidupan pikiran,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan kepribadian dan karakter harus dimulai dari keluarga dan didukung oleh masyrakat. Munurut Wuryadi, konsep pendidikan rakyar perlu dikedepankan dalam mendorong kemajuan pendidikan bangsa. (dlansir dari Tribun Jogja, Jumat (26/12), halaman 15)