• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Pendidikan dan Perubahan Sosial

Pendidikan dan Perubahan Sosial

  • Berita, PUB
  • 10 Maret 2015, 12.51
  • Oleh: fisipol
  • 0

Ditulis oleh Arie Sujito

Sosiolog UGM

 

Makin maraknya industri pendidikan dengan berbagai tingkatan, sebagaimana dialami Yogyakarta, telah berdampak pada terjadinya ledakan jumlah sarjana di berbagai bidang. Pada sisi lain , daya tampung lapangan kerja tidak sebanding. Bahkan tidak dipersiapkan arah penyaluran kerja , orientasi dalam berkarya mereka. Wajar jika ada berbagai kasus para lulusan baru itu akhirnya tidak mengembangkan kompetensi keilmuan dari latar belakang dimana dipelajari pada saat kuliah. Seadanya yang penting kerja. 

Fenomena ini juga dialami di daerah lain bahkan di negara lain. Tidak musti linier antara latar pendidikan dengan tempat kerja, karena kompetensi berbasis studi itu juga mengaikan lembaga pendidikan menciptakan sarjana yang seolah siap kerja di masyarakat. 

Faktanya tidak. Karena ada gejala sekedar pendidikan menjadi industri semata. Fakta semacam ini perlu menjadi bahan refleksi bagi pengelola lembaga pendidikan, bagaimana mereka mampu memetakan problem sosial ekonomi masyarakat, orientasi perubahan serta kebutuhan sarjana seperti apa yang perlu disediakan. Bahkan, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana agar lembaga pendidikan menjadi sentra perubahan, pendidikan tidak sekadar menyediakan sarjana atau sekedar meyesuaikan kebutuhan lapangan kerja, sebaliknya justru pendidikan menjadi arena  dan rekayasa orientasi perubahan diarahkan. 

Kita tentu tidak memungkiri jika di Yogyakarta fenomena komersialisasi pendidikan kian marak tanpa kendali yang ketat. Bahkan hal ini juga tidak dibarengi kualitas dan orientasi yang akan dituju. Sekolah cenderung mencetak sarjana dengan ditandai terbitnya ijazah. Tetapi apa makna surat kelulusan itu? Itu hanya penanda administratif. Semua tergantung daya kreasi dan kehebatan dari sarjana itu sendiri. 

Ada lapangan kerja dengan kompetisi begitu berat dengan persaingan tingkat tinggi, namun tidak sedikit ada lapangan kerja dengan pola rekruitmen “tidak fair” , dengan disertai ragam KKN. Mereka yang kreatif, cerdas menangkap peluang ketja tentu punya terobosan sendiri, dengan tidak menggantungkan lapangan kerja yang tesredia.

Di Yogyakarta, banyak juga para anak muda kreatif, sekalipun mereka masih kuliah menjajagi usaha dan berkarya dengan berbagai bentuk. Tidak melulu pragmatis sekedar mencari uang, namun juga diikuti spirit berkarya dengan memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya. Model kreasi ini tentu berdampak secara sosial ekonomi, selain sebagai tempat belajar dan berkarya dengan nilai-nilai idealis, juga menghasilkan uang, bahkan bisa merekrut tenaga kerja mengatasi pengangguran. (dilansir dari sumber Tribun Jogja, Minggu 8/3/2015, halaman 10)

Pendidikan dan Perubahan Sosial

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY