
Yogyakarta, 9 Juni 2025 — Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan SMU x UGM Summer Course 2025, sebanyak 34 mahasiswa, terdiri dari 19 peserta dari Singapore Management University (SMU) dan 15 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), mengikuti cultural excursion ke Desa Wisata Pentingsari dan kawasan Lava Tour Merapi, yang diselenggarakan pada Senin, 9 Juni 2025.
Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan peserta pada kekayaan budaya lokal dan lanskap geologis khas wilayah Yogyakarta, dengan pendekatan pembelajaran partisipatif di luar kelas. Di Pentingsari, para peserta diajak untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas budaya tradisional, seperti membatik dan memainkan gamelan Jawa. Interaksi ini membuka ruang pengalaman yang memperdalam pemahaman mereka terhadap identitas budaya Indonesia serta mendorong semangat pelestarian warisan lokal melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
Setelah itu, peserta melanjutkan perjalanan ke lereng Merapi untuk mengikuti Lava Tour, sebuah petualangan off-road menyusuri jejak letusan dahsyat Gunung Merapi tahun 2010. Melalui pengalaman langsung menjelajahi kawasan terdampak bencana, peserta tidak hanya memahami aspek geografi dan mitigasi bencana, tetapi juga melihat bagaimana masyarakat lokal membangun kembali kehidupan mereka dengan ketangguhan dan kreativitas.
Kegiatan ini secara nyata mendukung pencapaian SDG 4: Quality Education, dengan memberikan pengalaman belajar lintas budaya dan kontekstual yang mendorong refleksi kritis mahasiswa terhadap isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan. Selain itu, aktivitas eksplorasi budaya di Pentingsari berkontribusi pada SDG 11: Sustainable Cities and Communities, karena memperkuat peran desa wisata sebagai motor pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal. Di sisi lain, Lava Tour memberikan pemahaman langsung mengenai dampak perubahan iklim dan potensi bencana alam, sejalan dengan SDG 13: Climate Action, yang mendorong pendidikan tentang adaptasi dan ketangguhan iklim.
Melalui kombinasi antara pengalaman budaya dan pembelajaran berbasis lokasi, program ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat soft diplomacy antar generasi muda Asia dan membentuk perspektif global yang berpihak pada keberlanjutan dan kolaborasi lintas negara.