• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Posisi Jurnalisme di Era Digital

Posisi Jurnalisme di Era Digital

  • Berita, PUB
  • 5 September 2017, 09.55
  • Oleh: fisipol
  • 0

Bertempat di Ruang Auditorium Lantai 4 Fisipol UGM, Senin (4/9) Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) berkolaborasi dengan Departemen Ilmu Komunikasi menggelar seminar bertajuk Contemporary Journalism in Digital Era. Hadir sebagai pembicara yaitu Prof. Thomas Hanitzsch (Ludwig Maximilian Universitat) dan Dr. Kuskridho Ambardi (Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM).

Seminar ini dibagi dalam dua topik. Pertama, membahas mengenai World of Journalism: the Role of News Media and Professional Identities of Journalists in 67 Countries yang disampaikan oleh Prof. Hanitzsch. Sesi kedua berbicara mengenai Digital Journalism: The Contemporary Experience and Views of Indonesian Journalists.

World of Journalism: the Role of News Media and Professional Identities of Journalists in 67 Countries diteliti oleh Prof. Hanitzsch sejak tahun 2012 di enam puluh tujuh negara. Penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan kolaboratif. Urgensi dari penelitian yang berlangsung selama lima tahun tersebut adalah peran jurnalistik yang semakin memudar bertolak belakang dengan pentingnya keberadaan jurnalisme khususnya bagi negara demokrasi.

Ada dua ukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu normative roles dan cognitive roles. Normative roles mengukur bagaimana apa yang jurnalis lakukan untuk kepentingan masyarakat apakah sebagai pemberi informasi, pendidik, investigator, analis dan lain-lain. Sedangkan cognitive roles melihat dari intervensi dimana jurnalis dapat berperan sebagai

1. Advokat: perubahan sosial, pengaruh opini publik, menetapkan agenda politik dan mendukung pembangunan nasional

2. Memantau: memberikan informasi politik, memotivasi orang untuk berpartisipasi dalam kebijakan

3. Kolaboratif: mendukung kebijakan pemerintah, menyampaikan citra positif para pemimpin politik

4. Akomodatif: memberikan hiburan dan relaksasi, berita yang menarik minat penonton, saran orientasi dan arahan untuk kehidupan sehari-hari

“Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kondisi demokratik mendukung jurnalis yang memeluk peran monitorial, sementara peran kolaboratif lebih mungkin terjadi di lingkungan yang secara politis lebih ketat. Peran intervensionis jurnalis lebih dihargai di masyarakat sosio-ekonomi yang kurang berkembang,” ujar Prof. Hanitzsch.

Dalam kesempatan yang sama turut hadir Dr. Kuskridho Ambardi. Menurut data yang didapat dari SPS, Dewan Pers dan eBdesk lingkungan media di Indonesia mengalami perubahan. “Cara baru media di Indonesia untuk menarik dan memenangkan penonton misal: kumparan (menyesuaikan preferensi berita kita sendiri) sedangkan kompas dengan memperluas basis pendapatan, bereksperimen dengan platform baru,” jelas Kuskridho Ambardi.

Menurut Dr. Kuskridho Ambardi, terdapat lima tren jurnalisme digital di Indonesia yaitu:

1. “More is good, faster is better”

The increasing number of news and how often they publish news are considered good in Indonesia

2. “Truth in the making”

3. “Sensationalism is menu of the day”

4. “Jakarta-centric”

5. “PR-ing and Spin-doctoring” : The Meikarta controversy and No.1 news site visited the most is detik.com

Melalui seminar kolaborasi PSSAT dan Departemen Ilmu Komunikasi diharapkan mahasiswa semakin jeli melihat perkembangan jurnalisme di era digital. Universitas Gadjah Mada sebagai lembaga pendidikan menjadi garda depan dalam menemukan rekomendasi dan solusi untuk membuat negara mereka lebih baik. 

Posisi Jurnalisme di Era Digital

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY