Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISPOL) UGM bekerja sama dengan Asian Association for Public Administration menghelat acara The 2018 Annual Conference of the Asian Association for Public Administration (22/3). Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari dan berlokasi di FISIPOL UGM ini juga bekerjasama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN-RB), Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Indonesian Association for Public Administration (IAPA).
Diikuti oleh sedikitnya 213 peserta dari 20 negara, acara ini buka oleh sambutan dari lima tokoh penting. Diantaranya; Prof. Dr. Eko Prasojo ketua dari IAPA; Aigerim Amirova perwakilan dari Astana; Dr. Pan Suk Kim presiden AAPA; Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng, Rektor UGM; dan Prof. H. Mohamad Nasir,PhD.,Ak selaku Menri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Konferensi tahunan yang ke-9 ini mengangkat tema utama Reinventing Public Administration in a Globalized World: A Non-Western Perspective. Hal ini sebagai respon atas berbagai tantangan penerapan paradigma Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di negara-negara berkembang. Selama ini, negara berkembang sering mengadopsi model administrasi dan pelayanan publik dari negara maju. Padahal kondisi antara negara maju dan negara berkembang memiliki banyak sekali perbedaan yang juga akan berbeda cara penyelesaian masalah yang dialkukan. Pada konferensi ini, eksplorasi penerapan administrasi publik yang akan dibahas lebih difokuskan pada perspektif non-barat dan disesuaikan dengan kebutuhan negara-negara di Asia. Harapannya para peserta dapat mendapatkan preferensi ilmu yang berbeda dan sesuai dengan prioritas pembangunan wilayah masing-masing.
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng, Rektor UGM dalam sambutannya mengaku cukup senang dapat berkontribusi pada acara ini. “Melalui acara ini kita dapat mendiskusikan bersama isu-isu dalam pembangunan dari berbagai perspektif dan ilmu yang masing-masing kita pelajari,” Ucapnya. Ia juga menambahkan acara ini dapat menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama yang telah dibangun selama ini juga menjadi langkah untuk secara aktif berkontribusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Selaras dengan Panut Mulyono, Menteri Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohamad Nasir, PhD.,Ak, mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk partisipasi dalam mensukseskan agenda pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Menurutnya penting bagi negara-negara di Asia mengembangkan riset dan penelitan dalam bidang administrasi negara menggunakan pendekatan non barat. Ini dikarenakan banyaknya variabel yang berbeda antara negara di Eropa dan Asia dalam berbagai kondisi. “Kita perlu menyadari pentingnya perubahan yang dramatis, saya harap konferensi ini bisa menjadi media pertukaran informasi,” ungkapnya.
Rangkaian acara yang berlangsung selama 2 hari ini terdiri dari 2 agenda utama yaitu Plenary Session dan Concurrent Session. Plenary Session berisi pemarapan dari pembicara utama seperti Prof. Tatiana Zaytseva dari Rusia, Aigerim Amirova perwakilan Astana, Prof Akira Nakamura dari Jepang, Prof Jiannan Wu dari China, Prof. Heungsuk Choi dari Korea, Prof. Dr. Eko Prasojo dari IAPA, Dr. Anwar Sanusi, S.H, M.M Sekretaris Jendral Kementerian Desa, Prof. Sofian Effendi dan Dr. Anwar Hafid, M,Si sebagai Walikota Morowali, Sulawesi Tengah. Setelah Plenary Session peserta akan berpindah ke kelas-kelas dan mendengarkan presentasi dari para peserta pengirim paper. Sebanyak 150 paper akan dipresentasikan dalam Concurrent Session selama penyelenggaraan kegiatan ini.
Tidak hanya menjadi ajang bertukar pikiran melalui kajian keilmuan, acara ini juga dimeriahkan dengan Welcoming Dinner di Selasar Barat Fisipol pada hari pertama dan wisata ke Candi Borobudur pada hari kedua. (/rws)