Yogyakarta, 19 September 2018-Belasan penari Reog bersama iring-iringan dosen dan karyawan Fisipol berjalan di taman San Siro menuju Selasar Barat Fisipol UGM (19/9). Arak-arakan ini merupakan awal dari serangkaian acara pembuka dari Dies Natalis FISIPOL yang ke 63. Dies Natalis kali ini mengangkat tema ‘Strengthening Social Development To Achieve SDG’s’. Setelah acara pembukaan ini, masih ada rangkaian acara Dies Natalis Fisipol hingga Oktober mendatang. Diantaranya; acara pidato dies, seminar nasional, Ajangsana POR Fisip dan ditutup dengan Family Gathering dan Temu Alumni.Acara yang dibuka dengan penampilkan Reog Ponorogo Manggolo Mudho Pawargo Yogyakarta ini disusul dengan pemotongan pita dan pidato sambutan dari ketua acara Dies Natalis dan Dekan Fisipol. Perayaan Dies Natalis dengan mengundang para penari Reog ini baru pertama kalinya diadakan di Fisipol UGM, segera saja kemunculan para penari Reog di halaman Fisipol UGM menarik perhatian para mahasiswa dan karyawan Fisipol UGM. Suara riuh dan tepuk tangan penonton membahana dalam acara pembukaan Dies Natalis yang unik ini.
Kemudian acara dilanjutkan dengan lomba tumpeng yang diikuti oleh seluruh elemen karyawan Fisipol UGM. Para karyawan ini saling membentuk tim dan membawa tumpeng beserta perlengakapannya untuk berlomba-lomba membuat susunan tumpeng yang paling menarik. Bahkan terlihat tim Departemen Ilmu Komunikasi yang membawa tumpeng berbentuk kotak dan berukuran besar. Keseruan menghias tumpeng ini langsung saja mengundang rasa ingin tahu para mahasiswa untuk ikut menyaksikan para dosen dan karyawan asyik menghias tumpeng. Rasa ingin tahu para mahasiswa ini semakin terpuaskan dengan kemunculan para dosen di panggung musik Selasa Barat. Dosen yang biasanya tampil mengajar di depan kelas, kali ini tampil santai dengan dresscode warna putih dan bermain musik serta bernyanyi bersama.
Tidak sampai di situ, perlombaan hias tumpeng berlanjut dengan makan tumpeng bersama-sama. Ajang makan bersama ini sangat mampu membangun suasana akrab di antara para mahasiwa, dosen, dan karyawan Fisipol UGM. Rangkaian acara yang sangat ‘kerakyatan’ ini menggambarkan semangat Fisipol UGM yang ingin dekat dengan seluruh elemen di fakultas.
Ditemui usai membuka acara, Dekan Fispol UGM, Erwan Agus Purwanto mengatakan bahwa ada banyak hal yang berubah di Fisipol sejak pertama ia mengabdi di tahun 2000. “Dulu serba terbatas, mulai dari segi fasilitas, kemudahan untuk mendapat materi hingga riset. Hari ini tentu kondisinya sudah berbeda, karena fasilitas yang kita miliki sudah lebih baik.” paparnya.
Erwan juga menambahkan selain fasilitas yang membaik, ada banyak kemudahan yang lain juga karena dosen dan mahasiswa sudah memiliki akses mudah untuk buku dan jurnal maupun ruang kerja dan belajar. Inovasi lainnya adalah kemunculan unit baru, yaitu Fisipol Creative hub dan juga sedang mengembangkan laboratorium big data. Fasilitas ini diharapkan mampu membekali para mahasiswa, dosen dan peneliti untuk menghadapi tantangan yang sudah ada di depan mata, yaitu revolusi industry 4.0.
Dekan yang juga menjadi dosen di departemen Manajemen dan Kebijakan Publik memaparkan ini kemudian berpesan pada para mahasiswa dalam mewarisi semangat Fisipol untuk terus menjadi orang yang kritis, berpihak pada rakyat kecil, mempunyai empati terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat.
Perkembangan kondisi Fisipol ini juga turut dirasakan oleh Yuli Sudarini, karyawan perpustakaan Fisipol yang sudah bekerja sejak 1990-an. Ia merasa banyak sekali perubahan terjadi di Fisipol yang semakin mengikuti zaman. Mulai dari fasilitas hingga sumber daya manusianya yang semakin berkapasitas dan berkompeten. Ia berharap, Fisipol dapat semakin berkembang lebih baik lagi, “Untuk pegawai juga semoga lebih sejahtera.” Paksi Wardana, mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik 2016 juga turut merasakan bahwa fisipol memiliki banyak perbedaan dari fakultas lain selain terkait fasilitas, juga tentang kultur yang ada. Dimana Fisipol lebih terkesan santai dibanding fakultas lain. “Kalau fakultas utara fisipol jajaran pegawainya kaku-kaku justru Fisipol selo-selo semua. Seberat apa pun tugas tetap selo.” pungkasnya. (/Ros)