Kamis, (11/08) bukan menjadi hari yang biasa bagi mahasiswa baru Fisipol UGM. Pagi ini, para mahasiswa baru mengikuti kuliah umum yang mengangkat topik “Bincang Seputar Dunia Kerja”. Kuliah umum ini mendatangkan Dr. Soni Sumarsono, MDM dari Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri dan Ruben Hattari, Corporate Finance dari PT. Microsoft Indonesia sebagai pembicara. Acara yang dimulai tepat pukul 08.00 ini dibuka langsung oleh Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si selaku Dekan Fisipol.
Kuliah umum ini diawali dengan presentasi dari Ruben Hattari. Diawal beliau mulai menjelaskan mengenai pengalaman pendidikan dan berkarirnya. Beliau pun mulai menjelaskan bagaimana teknologi semakin kemarin semakin merubah pola berfikir dan pola bekerja kita semua. Tetapi semakin kemari teknologi tidak hanya ditekuni oleh individu-individu yang berkecimpung di bidang teknologi informasi saja, tetapi sudah mulai melebar ke wilayah-wilayah lainnya.
Pria yang lahir dan lama dibesarkan diluar negeri ini dalam presentasinya mengatakan, “Menyadari potensi itu penting, tapi menyadari potensi diluar itu jauh lebih penting”. Beliau kemudian melanjutkan dengan menjelaskan bahwa dengan teknologi, kita bisa paham mengenai isu-isu ASEAN ataupun isu-isu lain. Dengan adanya teknologi kita tidak lagi mengenal adanya tembok-tembok yang mengkotak-kotakan informasi. Beliaupun mengakui bahwa anak-anak di Indonesia sebenarnya sudah melek terhadap teknologi, tetapi sayangnya masih hanya sebatas menjadi konsumen. Anak-anak di Indonesia sudah paham mengenai aplikasi-aplikasi yang diciptakan, tetapi apakah pernah mencari tau mengenai bagaimana membuat aplikasi tersebut? Fisipol UGM saat ini mempunyai peran penting dalam perkembangan perusahaan-perusahaan teknologi informasi. Fisipol memberikan arahan bagaimana perusahaan-perusahaan IT bisa menciptkan teknologi sesuai dengan keinginan masyarakat dalam bentuk data. “Data is the new currency”, tambah Rubben. Perusahaan-perusahaan IT dan pemerintahan bisa melakukan atau membuat kebijakan berdasarkan data-data yang jelas dan terpercaya.
Kemudian sesi kuliah umum ini dilanjutkan dengan presentasi dari Dr. Soni Sumarsono, MDM yang dipandu oleh Dedy Permadi, M.A. Pada awal presentasinya beliau mengutarakan rasa senangnya bisa diundang kembali ke Kampus Fisipol, kampus kita tercinta. Kemudian beliau mengutarakan bahwa Negara Indonesia tidak kalah dengan negara-negara diluar sana. Beliau pun menegaskan, “Kita itu negara besar, siapa bilang kita negara kecil? Kita harus punya mental yang besar juga. Jangan kerdil!”. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang besar yang bahkan luasnya hampir sama dengan Benua Eropa. Jadi, kita tidak boleh berkercil hati. Harus selalu mempunyai mental yang besar. “Kita negara besar. Kita butuh pemimpin-pemimpin yang jiwanya besar. Yang harus dibangun dari mahasiswa yan punya pemikiran-pemikiran besar”, lanjutnya.
Mantan Gubernur Sulawesi Utara ini kemudian menjelaskan mengenai tantangan kita hari ini. Indonesia dalam grafik Easy of Doing Business (EoDB) 2014 menempati peringkat 109 yang jauh dibawah Singapura dan Malaysia. Menurut beliau, hal ini disebabkan karena banyaknya peraturan ataupun ijin yang harus dilalui oleh investor-investor ketika akan menanamkan uangnya di Indonesia. Hal ini sendiri sudah mulai diperbaiki oleh pemerintah dengan cara perubahan sistem pelayanan, perbaikan regulasi, dan mengintrodusir teknologi.
Beliaupun kemudian menjelaskan mengenai apa yang saat ini sedang kita hadapi. Pertama, permasalahan menjadi semakin kompleks. Memasuki era teknologi ini permasalahan menjadi semakin kompleks. Muncul hal-hal baru yang dulu bukan menjadi masalah tetapi sekarang menjadi masalah yang cukup besar. Kedua, perubahan menjadi semakin cepat. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Dan yang terakhir adalah ketergantungan kita semakin tinggi dalam berbagai hal, termasuk teknologi.
Tak lupa alumnus dari Administrasi Negara ini pun memberikan wejangan kepada para mahasiswa baru, “Jangan berfikir lima tahun, mahasiswa harus berfikir kira-kira sepuluh tahun lagi saya mau kemana dan jadi apa, 15 tahun lagi, kemudian 20 tahun lagi. Itu sudah harus ada dibenak kita. Road map-nya harus kita bangun. Berfikirlah visi kedepan anda mau ngapain, mau jadi apa, kuliah ini mau jadi apa”. Hal inilah yang menurutnya bisa membuat dirinya membangun kekuatan untuk membangun jalan menuju kesana. Menurut beliau ada tiga nilai yang harus selalu ditekankan yaitu integritas, bangun etos kerja dan gotong royong. Diakhir sesinya beliaupun kembali menegaskan, “Bangunlah kepemimpinan anda kelak, itu jauh kedepan, jangan berfikir jangka pendek.”
Sesi kuliah umum ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. Selama kurang lebih dua jam mahasiswa baru Fisipol UGM tampak antusias mengikuti kuliah umum ini