• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Sektor Jasa, Potensi Indonesia untuk Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Era MEA

Sektor Jasa, Potensi Indonesia untuk Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Era MEA

  • Berita, Featured
  • 18 April 2018, 06.42
  • Oleh: fisipol
  • 0

Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang secara resmi dimulai sejak tahun 2015, telah banyak membawa perubahan-perubahan dan adaptasi kebijakan di tingkat nasional dan regional. Lingkungan yang semakin kompetitif memaksa Indonesia untuk bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan memanfaatkan potensinya secara maksimal, terutama dalam sektor jasa. Oleh karena itu, ASEAN Studies Center (ASC) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM berkolaborasi dengan Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Perekonomian) dan Indonesia Service Dialogue (ISD) menyelenggarakan Diskusi Publik dan Diseminasi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada Kamis (12/4). Tema yang diangkat adalah “Daya Tahan dan Inovasi Sektor Jasa Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta. Bertempat di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM, acara tersebut berhasil menjaring kalangan mahasiswa, praktisi, ahli, dan utamanya kalangan pelaku usaha sebagai pesertanya.

Tujuan diselenggarakanya acara ini adalah sebagai forum untuk menentukan langkah startegis Indonesia dalam era MEA sekaligus sebagai ajang diseminasi peluang bagi para pelaku usaha dalam berbagai sektor, utamanya jasa dalam menggunakan kesempatan MEA sebesar-besarnya. “Sektor jasa memiliki potensi yang signifikan dalam kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Namun, potensi ini belum dimaksimalkan sepenuhnya,” ungkap Netty Muharni, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia sebagai ketua pelasana acara tersebut. Dalam diskusi publik dan diseminasi tersebut, turut pula mengundang tiga pembicara Devi Ariyani, Excecutive Director Indonesia Services Dialogue Council (ISD), Dr.Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Kerjasama Internasional Kementrian Perekonomian Republik Indonesia, dan Prof.Catur Sugiyanto Guru Besar Ekonomi UGM/Atase Pertanian RI untuk Belgia.

Diskusi publik dan diseminasi ini diawali oleh pembicara pertama, yaitu Prof. Catur Sugiyantoro mengenai kontribusi sektor jasa sabagi katalisator perekonomian Indonesia dan ASEAN. Mekanisme liberalisasi perdagangan, kebebasan mobilitas pekerja dalam bidang-bidang tertentu menuntut Indonesia untuk lebih kompetitif. “Pekerjaan rumah terbesar yang masih harus diselesaikan oleh Indonesia dalam era MEA ini adalah persiapan bahasa, tenaga ahli, dan bisnis. Tenaga kerja Indonesia harus memanfaatkan potensi, kapasitas, dan pasar tenaga kerja yang tersedia dalam MEA,” tutur Prof.Catur. Menurutnya, memasuki era MEA pasar Indonesia akan kebanjiran tenaga kerja asing sehingga kesiapan para tenaga kerja Indonesia harus didorong. “Sistem manajemen gaji bisnis, juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan,” tambah Prof. Catur.

Selanjutnya pembicara kedua diisi oleh Devi Ariyani. Dalam sesi ini, ia menekankan pentingnya perkembangan Digital Economy dan posisi Indonsia di dalamnya. Sebagai salah satu negara dengan pengguna  internet yang besar, yang termasuk pada jajaran pengguna media sosial terbesar di dunia, Indonesia memiliki banyak sekali potensi untuk dimanfaatkan dalam mendorong perekonomian di era MEA. “Teknologi blockchain dan bitcoin, Finctech, dan berbagai jasa online telah banyak mendominasi pola–pola digital economy saat ini. Seiring majunya teknologi sudah saatnya kita ikut embracing teknologi dan upgrade kemampuan kita dalam mengadopsinya,” tutur Devi. Menurutnya, penting bagi Indonesia untuk memperkenalkan teknologi sedini mungkin, contohnya memasukkan pelajaran secara praktikal mengenai teknologi dalam kurikulum. “Teknologi memang akan banyak menghilangkan pekerjaan, namun juga memunculkan banyak pekerjaan baru. Itulah peluang kita untuk maju,” tutur Devi.

Pembicara terakhir, yaitu Dr.Rizal Affandi Lukman dalam sesinya menyinggung berbagai perkembangan, peluang, dan tantangan menuju visi MEA 2025. Ia menekankan mengenai bonus demografi Indonesia yang harus dimanfaatkan dengan baik sebagai kesempatan emas yang tidak akan muncul dua kali. “Pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia, contohnya melalui program vocational training. Harapanya pemuda-pemuda Indonesia dapat memiliki daya saing yang lebih unggul dalam era MEA yang telah berlangsung saat ini,” jelas Rizal. Rizal berpendapat bahwa dalam memfasilitasi sektor perdagangan dan jasa, Indonesia masih terlalu banyak memiliki regulasi yang kompleks dan birokrasi yang kurang efektif. “Salah satu kuncinya yaitu mensimplifikasi regulasi, utamanya dalam bidang jasa agar para pelaku sektor tersebut memiliki gairah untuk maju dan tidak terhambat oleh lilitan regulasi,” ungkapnya. (/fdr)

Tags: ASC. ISD digital economy MEA ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY