Sesi Siaran Langsung Edukasi Karier CDC: Serba-Serbi Psikotes

Yogyakarta, 18 Mei 2020—Career Development Center atau CDC Fisipol UGM kembali hadir dengan Sesi Siaran Langsung Edukasi Karier. Sesi kali ini diisi oleh Reni Apriliawati, M.Psi, salah satu psikolog CDC, dan mengangkat topik serba-serba psikotes. Dipandu oleh Dimas Wahyudi, internship officer sekaligus admin dari media sosial CDC, sesi siaran langsung ini dimulai sekitar pukul 16.00 WIB.

Topik mengenai serba-serbi psikotes diangkat dari rasa penasaran Dimas mengenai alasan diterima atau ditolaknya seseorang berdasarkan hasil psikotes. Reni menjelaskan, psikotes sebenarnya dimaksudkan untuk melihat kecocokan antara kualifikasi calon tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Melalui psikotes, perusahaan berusaha mencari calon tenaga kerja yang paling cocok, bukan yang paling baik atau tinggi dari segi skor.

Berbicara mengenai kecocokan, Reni menjelaskan ada dua jenis kecocokan yang dipertimbangkan perusahaan. Jenis kecocokan pertama adalah person job-fit, yaitu kesesuaian antara kualifikasi calon karyawan dengan kebutuhan di perusahaan. Jenis kecocokan yang kedua adalah person organization-fit, yaitu kesesuaian calon karyawan dengan budaya dan nilai yang diterapkan di perusahaan. Kedua jenis kecocokan tersebut sama-sama penting dan dipertimbangkan oleh perusahaan, sebab dapat memengaruhi performa kerja ketika sang calon karyawan sudah diterima.

Reni menjelaskan, psikotes pada dasarnya adalah sebuah prosedur yang terstandar untuk mengambil sampel perilaku dan menggambarkannya dalam bentuk skor. Dalam psikotes, terdapat beberapa kompetensi yang berusaha dikaji, yaitu aspek intelektual, sikap kerja (terdiri dari kecepatan, ketelitian, ketahanan, dan ketekunan kerja), dan kepribadian (termasuk komunikasi dan kerja tim). Kembali lagi ke tujuan awal psikotes, hasil dari tiap kompetensi yang diambil tergantung dengan kebutuhan organisasi dan perusahaan yang bersangkutan. Jika seseorang belum berhasil, bukan berarti ia gagal atau hasilnya kurang, justru bisa jadi ia over qualification. Reni juga menyebutkan bahwa urutan proses seleksi itu sangat bermacam-macam, tergantung perusahaan dan organisasi.

Dalam menghadapi psikotes, seseorang hanya perlu untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Kasarnya, para calon karyawan tidak perlu “belajar untuk psikotes”, sebab yang dicari dalam psikotes adalah kecocokan. Yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan psikotes bukanlah bagaimana cara mengerjakan soal-soal psikotes, namun pengerahan kemampuan diri sebaik mungkin dalam mengerjakan soal-soal tersebut.

Ketika seseorang melatih dan belajar melalui metode-metode yang bahkan dipertanyakan validitasnya, justru akan memberikan dampak negatif baginya. Ia bisa saja kehilangan fokus akan instruksi pengerjaan soal saat tes dan hasilnya menjadi tidak maksimal. Pun semisal orang tersebut beruntung dan diterima, dampak jangka panjangnya adalah tidak cocok saat bekerja karena pada dasarnya memang tidak sesuai dengan yang dicari perusahaan.

Reni kemudian memberikan tips dan trik dalam menghadapi psikotes, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang. Tips jangka pendek ini meliputi cara-cara yang dapat dilakukan ketika akan atau sedang menghadapi psikotes. Tips yang pertama adalah istirahat dan sarapan yang cukup agar dapat konsentrasi dan fokus saat mengerjakan psikotes. Selain itu, seorang pelamar kerja juga perlu untuk datang tepat waktu saat psikotes. Selain menjadi catatan bagi sang tester, datang tepat waktu juga dapat membantu mengurangi kecemasan dan kekhawatiran yang melanda. Saat mengerjakan psikotes, individu tentu harus percaya pada diri dan kemampuan sendiri, serta mindful dan fokus pada apa yang sedang dikerjakan, bukan pada apa yang orang lain kerjakan.

Untuk tips jangka panjang, Reni menyarankan untuk melatih dan mengembangkan diri, mulai dari sikap kerja, tanggung jawab, serta kepribadian. Dasar dari melatih dan mengembangkan diri adalah mengenali diri. Ketika seseorang sudah mengetahui rencana dirinya, baru ia dapat mengembangkan diri.

Materi dalam sesi siaran langsung disampaikan dalam bentuk dialog antara Dimas dan Reni, yang mana Dimas membacakan pertanyaan-pertanyaan baik yang disampaikan melalui DM Instagram maupun kolom komentar siaran. Sesi siaran langsung diakhiri sekitar pukul 17.00 dengan simpulan yang disampaikan oleh Dimas dan dilengkapi oleh Reni. (/hfz)