Masih dari rangkaian Pelatihan Pembelajar Sukses Bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) 2017, Rabu (9/8) Fisipol UGM resmi menyambut mahasiswa baru program sarjana TA 2017/2018. Pada tahun 2017/2018, Fisipol UGM menerima 506 mahasiswa untuk Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Manajemen Kebijakan Publik, Departemen Politik dan Pemerintahan, Departemen Sosiologi serta dua prodi internasional dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan Departemen Manajemen Kebijakan Publik.
“Fisipol tidak sekedar melahirkan sarjana tetapi melahirkan intelektual-intelektual muda. Sebagai intelektual muda, adik-adik mahasiswa bukan hanya belajar secara teoritis akan tetapi teruslah asah sensitivitas kalian sebagai calon pemimpin,” ujar Dr. Erwan Agus Purwanto membuka acara PPSMB Fisipol UGM 2017.
“Intelektual muda akan menajdi rujukan yang diperhitungkan dalam konteks rasional, nasional maupun global. Itu artinya apa? Manfaatkan kesempatan Anda untuk belajar sebaik mungkin. Sebagai contoh mahasiswa PSdK yang domainnya bicara soal kesejahteraan, isu pembangunan sosial juga harus berinteraksi dengan teman- teman dari Departemen Politik dan Pemerintahan, Sosiologi, Manajemen Kebijakan Publik, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Hubungan Internasional,” jelas Dr. Arie Sujito dalam orasinya.
Interaksi tersebut yang akan memperkaya perspektif teman-teman mahasiswa dalam berpikir dan berkiprah di departemen masing-masing. Belajar di kampus bukan hanya di kelas tapi juga di luar kelas. Suatu saat akan Anda lihat realitas politik Indonesia yang ternyata tidak sesuai dengan idealisme Anda.
Dalam kesempatan yang sama, PPSMB Fisipol UGM kedatangan Alumni dari Ilmu Hubungan Internasional yaitu Gatot S. Dewa Broto yang kini berkarir sebagai Sekretaris Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora).
“Alasan memilih studi di Fisipol UGM mau jadi apa? Ingin jadi dosen? Tokoh politik? Diplomat? Atau kerja di media? Atau menjadi entrepreneur? Semua profesi apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti akan mendatangkan kebaikan. Alumni Fisipol juga tersebar di berbagai profesi, ada yang menjadi menteri, rektor, head of communication perusahaan-perusahaan besar yang positif dari mereka layak untuk kita tiru,” ujar Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto.
Mengenai profesi yang harus sama dengan jurusan, Gatot S. Dewa Broto berpesan agar mahasiswa memiliki pemikiran yang terbuka serta sikap egaliter. Sekalipun konteksnya sedang berdebat, teman-teman mahasiswa diharapkan bertukar gagasan dengan ‘dingin’ dan tetap menghormati pandangan satu sama lain. Selain itu juga seimbang antara aktifitas di dalam maupun di luar kampus. Tidak melulu akademis, aktifitas di luar kampus juga harus tetap jalan.
“Karena keseimbangan ini penting supaya kita tidak menjadi anomali, hanya fokus pada satu hal tertentu. Kemudian diatur agar adik-adik mahasiswa nantinya bisa melanjutkan studi ke jenjang S2 maupun S3. S1 saja tidak cukup. Lalu penguasaan bahasa lain yang sempurna kalau bisa terus ditekankan untuk penguasaan bahasa yang lain. Bangun relasi yang bagus,” ungkap Gatot S. Dewa Broto.
Selain akademis dan kegiatan di luar kampus, Gatot S. Dewa Broto menjelaskan bahwa penampilan merupakan hal yang patut untuk diperhatikan. Berpenampilan yang menarik. Terakhir harus menginisiasi pemahaman bahwa ilmu politik saja tidak cukup, pemahaman akan pengetahuan umum seperti ilmu ekonomi dan hukum juga penting untuk dikuasai. (/dbr)