Yogya, Tribun – Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendorong agar porsi penerimaan mahasiswa baru jalur undangan di kampus itu dapat ditingkatkan.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Gadjah Mada (UGM ) Yogyakarta, Sofian Effendi mengatakan, porsi jalur undangan itu diharapkan lebih menampung lulusan SLTA asal Indoesia Timur dan Barat secara maksimal.
“Jadi yang tadinya (jalur undangan) 50 persen, kami harapkan tahun depan bisa ditingkatkan lagi,” kata Sofian, Sabtu (22/11).
Menurut Sofian, gagasan itu perlu didorong oleh Rektor UGM baru, Dwikorita Karnawati sebab selama ini mekanisme Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak mendukung representasi UGM sebagai kampus nasional.
Akibat dari mekanisme seleksi itu, kata dia, UGM hingga kini hanya didominasi mahasiswa asla kota besar seperti DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
“Ini kan asumsi yang naif sekali, mana bisa sekolah Papua, misalnya, berkompetisi secara ketat dengan sekolah-sekolah di DIY, atau kota-kota besar lainnya, ” kata dia.
Setiap kelas di masing-masing program studi di UGM dengan rata-rata 50-60 mahasiswa, menurut dia,hanya 10 orang yang berasal dari Indonesia Timur seperti Papua, dan Maluku, serta Indonesia Barat, sisanya dari Jawa.
“Dengan begitu UGM susah menjadi kampus nasional,” kata dia.
Menurut dia pihak Rektorat UGM dapat mengkoordinasikan hal itu bersama Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti) untuk mengatur kembali porsi kursi mahasiswa jalur undangan.
“Kami harapkan seleksi yang dilakukan oleh UGM sendiri melalui jalur undangan bisa mengakomodasi lebih banyak calon mahasiswa dari Indonesia Timur dan Barat,” kata dia. (dilansir dari Tribun Jogja, Minggu 23/11/14, halaman 3)