Yogyakarta, 1 Oktober 2025—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) bersama University of Melbourne meluncurkan buku berjudul Rethinking Histories of Indonesia: Experiencing, Resisting, and Renegotiating Coloniality di Auditorium lantai 4 Fisipol UGM. Acara ini menghadirkan empat pembicara lintas institusi, yakni Kate McGregor (University of Melbourne), Abdul Wahid (Universitas Gadjah Mada), Brigitta Isabella (Institut Seni Indonesia), dan I Ngurah Suryawan (Universitas Papua).
SDGs 4: Quality Education
Yogyakarta, 1 Oktober 2025—Tujuh puluh tahun setelah Konferensi Bandung yang bersejarah pada tahun 1955, di mana dua puluh sembilan pemimpin dari Asia dan Afrika bersatu menentang kolonialisme dan merumuskan visi baru dunia, semangat Bandung tetap relevan hingga saat ini. Institut Studi Internasional (IIS), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Gadjah Mada, membawa semangat ini menyelenggarakan Annual Convention on the Global South (GO SOUTH 2025) pada 1–2 Oktober 2025. Konvensi ini digelar secara luring di Kampus UGM, Yogyakarta, dan mengusung tema besar: “70 Years Bandung Spirit: Re-invigorating Decolonial Struggle amidst Geopolitical Turbulence.” Konvensi ini menjadi forum yang didedikasikan untuk mengkaji dinamika Global South yang terus berkembang di tengah kompleksitas geopolitik dan ekonomi dunia saat ini.
Yogyakarta, 1 Oktober 2025—Global Humanities Alliance Roundtable Forum resmi dibuka pada Selasa (30/9) bersama delapan universitas dunia, termasuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Sebagai salah satu pelopor berdirinya GHA, Fisipol UGM menjadi tuan rumah dalam pertemuan tahun ini yang diselenggarakan bersamaan dengan Dies Natalis Fisipol UGM ke-70.
Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D. menyampaikan pentingnya membuka kesempatan berkarya di dunia internasional pada mahasiswa. Proses pembelajaran tidak bisa dibataskan hanya pada ruang-ruang kelas saja. Pemahaman akan berbagai bidang studi, khususnya sosial humaniora membutuhkan keterlibatan aspek kemasyarakat dan kultural yang bervariasi. Melalui inisiatif ini, diharapkan muncul ide-ide cemerlang dalam menjawab tantangan global. “Kita memang memiliki agenda untuk semakin engage dengan komunitas global, dan ini adalah salah satu strategi kita untuk memfasilitasi mahasiswa,” ucapnya.
Yogyakarta, 30 September 2025─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah Global Humanities Alliance (GHA) Steering Committee Meeting, sebuah forum penting yang membuka rangkaian kegiatan kerja sama internasional.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah penandatanganan dua Memorandum of Understanding (MoU) yang melibatkan delapan universitas anggota GHA dari berbagai negara. Penandatanganan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat jejaring kolaborasi global di bidang humaniora dan ilmu sosial.
Yogyakarta, 30 September 2025─Rangkaian penyelenggaraan Global Humanities Alliance (GHA) Annual Meeting 2025 telah dimulai pada hari ini, Selasa (30/9). Mengawali agenda, para delegasi dari 8 universitas global yang tergabung dalam GHA melakukan rapat diskusi Steering Committee Meeting di Ruang Dekanat.
Rapat diskusi ini membahas upaya kerja sama dan kolaborasi lintas negara antar universitas dalam rangka meningkatkan cakupan studi terkait isu-isu sosial humaniora yang dinamis, inklusif, dan mengedepankan keberlanjutan.
Yogyakarta, 30 September 2025—Career Development Center (CDC), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Senyumkita Foundation menggelar webinar karir bertajuk “Internship Unlocked: The Teamwork and Leadership Formula”. Webinar ini dilaksanakan pada Jumat (26/9) dengan mengundang Dwi Wahyu Arif Nugroho selaku Founder & Chairman Senyumkita Foundation.
Arif merupakan alumni Psikologi UGM yang memiliki inisiatif besar untuk menciptakan program pemberdayaan masyarakat dan mengurangi kesenjangan. Dari keinginan tersebut, lahirlah Senyumkita Foundation sebagai lembaga sosial yang berfokus pada pendidikan dan pemberdayaan pemuda. Lembaga ini menaungi puluhan anak yatim, dhuafa, dan difabel untuk mendapatkan akses pendidikan dan kehidupan yang layak. “Jadi fokus kita memang pendidikan ya. Kita usahakan agar setiap kalangan punya akses terhadap pendidikan, terutama anak muda,” ucapnya.
Yogyakarta, 25 September 2025—Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada menghadirkan kembali Diskusi Komunikasi Mahasiswa (Diskoma) sebagai forum dialog publik. Pada edisi ke-24, Diskoma mengangkat tema “Dari Retorika Arogansi Menuju Retorika Urgensi”, forum ini menyoroti praktik komunikasi publik yang kerap dinilai jauh dari empati dan cenderung arogan.
Tema tersebut lahir dari keresahan terhadap kualitas komunikasi pemerintah yang belakangan banyak dikritik, termasuk lewat tuntutan 17+8. Menurut para penyelenggara, komunikasi publik yang lemah tidak hanya menimbulkan blunder pernyataan, tetapi juga berpotensi memperburuk kualitas demokrasi.
Yogyakarta, 25 September 2025—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) resmi menghadirkan Prof. Vedi R. Hadiz, ilmuwan sosial sekaligus sosiolog politik terkemuka asal Indonesia, sebagai Visiting Professor pada periode 17 September–17 Oktober 2025.
Prof. Vedi Hadiz saat ini menjabat sebagai Profesor Studi Asia di Asia Institute, University of Melbourne, Australia, dan dikenal luas atas reputasi internasionalnya dalam kajian sistem kekuasaan, ekonomi-politik, serta dinamika sosial kontemporer di Indonesia dan Asia Tenggara. Kehadirannya di FISIPOL UGM diharapkan dapat memperkuat tradisi riset kritis, mendorong publikasi internasional, sekaligus membuka ruang diskursus yang lebih luas bagi akademisi muda.
Yogyakarta, 25 September 2025—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada menggelar kuliah umum bertema “Oligarki Setelah Reformasi Berakhir” pada Kamis (25/9). Menghadirkan Vedi Hadiz, akademisi asal Indonesia yang bekerja sebagai dosen di University of Melbourne, Australia, diskusi ini mengulas bagaimana oligarki berkembang sebelum dan setelah reformasi.
Vedi mengutip ucapan Karl Marz “History repeats itself. First as tragedy, second as farce” yang memberikan makna bahwa sejarah akan berulang. Era reformasi saat ini sudah hampir berada di titik selesai. Dahulu reformasi muncul karena peranan oligarki, dan oligarki juga terus berkembang dalam seperempat abad terakhir. Vedi melihat bahwa era reformasi sekarang tengah memasuki babak baru, masa baru, di mana cara-cara lama sudah harus ditinggalkan karena sistem yang sudah terlalu jenuh.
Yogyakarta, 25 Sepember 2025─Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan University of Oxford dan Worker Exchange menggelar Difussion #127 bertajuk “Algorithms at the Wheel: Global Perspectives on Ride-Hailing Work”. Diskusi ini menghadirkan Reuben Binns (University of Oxford), James Farrar (Worker Exchange), Ayom Mratita Purbandani (CfDS UGM), serta diskusan Suci Lestari Yuana (UGM).
Forum tersebut menyoroti bagaimana algoritma mengatur kerja pengemudi ojek online di berbagai belahan dunia. Forum ini mendiskusikan apakah sistem berbasis kecerdasan buatan ini benar-benar menciptakan efisiensi, atau justru memperkuat kerentanan pekerja. Melalui laporan riset berjudul “Precarity by Design: AI, Labor Discipline, and the Welfare of Ride-hailing Drivers in Jakarta and Gunungkidul”, peneliti CfDS menemukan bahwa ketertutupan (opacity) sistem AI bukanlah kebetulan, melainkan dirancang untuk mendukung kepentingan platform. Algoritma preferensial bekerja dengan cara mengeksploitasi fleksibilitas tenaga kerja, di mana pengemudi bekerja lebih lama untuk tetap “terlihat” di sistem.