Di penghujung bulan Februari 2015, PPKK UGM bekerja sama dengan POKJA Papua mengadakan acara menonton dan diskusi film dokumenter “Tanah Mama” di Hall Fisipol UGM. Acara ini menghadirkan beberapa pembicara yaitu Desintha D. Asriani selaku Dosen Sosiologi UGM, Arie Ruhyanto selaku Dosen JPP UGM, dan Nia Dinata selaku produser film “Tanah Mama”.
“Tanah Mama” merupakan bagian dari Project Change, sebuah proyek lokakarya yang memfasilitasi produksi dan distribusi film dengan isu-isu kemanusiaan, yang dilakukan oleh Kalyana Shira Foundation. Nia Dinata selaku produser film tersebut mengungkapkan bahwa “Tanah Mama” merupakan film dokumenter dengan format drama naratif yang berupaya merekam kehidupan Mama Halosina, seorang ibu di Papua yang hidup di perkampungan ladang di lembah pedalaman Yahukimo, sekitar lima jam jalan kaki dari pinggiran kota Wamena. Perempuan yang dipanggil ‘mama’ itu harus berjuang menghidupi diri dan empat anaknya setelah suaminya kawin lagi.
Halosina terpaksa mencuri ubi di kebun adik iparnya untuk memberi makan anak-anaknya karena suaminya tidak membukakan lahan baginya untuk bercocok tanam. Halosina pun mendapat sanksi denda diharuskan mengganti kerugian sejumlah Rp 500.000,00 akibat tindakannya tersebut oleh ketua adat setempat. Tak punya uang sepeser pun, Halosina akhirnya kabur dari desanya, dan ‘bersembunyi’ di rumah saudaranya di kampung sebelah. Namun, ancaman denda terus mengejarnya, walau ia dengan gigih berupaya menempuh jalan damai dengan membujuk dan meminta maaf sang adik ipar.
Film dokumentasi “Tanah Mama” diharapkan mampu menjadi tontonan alternatif yang lebih nyata mengenai gambaran masyarakat Papua terutama sosok perempuan Papua meski belum mampu merepresentasikan kehidupan masyarakat Papua secara utuh. Kiranya film ini dapat menjadi media untuk dapat saling memahami di antara masyarakat Indonesia mengenai kehidupan di pedalaman Papua.