Tentang Kuasa: Lingkup Kajian, Metodologi, dan Pengajaran Ilmu Politik dan Pemerintahan

Yogyakarta, 25 Oktober 2021─Departemen Politik Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, dan UGM Press menyelenggarakan webinar bedah buku ‘Tentang Kuasa’. Acara ini diselenggarakan secara daring dengan menghadirkan empat pembicara yang merupakan dosen DPP Fisipol UGM yaitu Dr. Wawan Mas’udi, Dr. Evi L Sutrisno, Dr. Amalinda Savirani, dan Dr. Joash Tapiheru. Pada kesempatan kali ini, acara dimoderatori oleh Desi Rahmawati selaku Peneliti Polgov Fisipol UGM dan diikuti oleh 250 peserta. Acara ini membahas berbagai topik penting dalam buku tentang kuasa mulai dari lingkup kajian dalam studi ilmu pemerintahan, hingga berbagai metodologi, dan pengajaran dalam ilmu politik pemerintahan.

Mengawali sesi pertama, webinar dibuka dengan sambutan sekaligus pengantar awal yang disampaikan oleh Dr. Wawan Mas’udi, Dekan sekaligus Dosen DPP Fisipol UGM. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan ide di balik penulisan buku tentang kuasa sebagai salah satu bagian dari rangkaian buku ‘state of the art’ yang diterbitkan oleh Fisipol UGM beberapa minggu yang lalu. Dalam hal ini, lebih dari sekedar tulisan, buku tentang kuasa merupakan upaya meninjau ulang berbagai perkembangan dalam studi dan pengajaran di departemen politik pemerintahan. Karenanya, buku ini memberikan gambaran mengenai apa yang sudah dilakukan, sedang dilakukan, dan yang akan dilakukan dalam studi politik pemerintahan.

Masuk pada sesi inti, sharing materi diawali oleh Dr. Joash Tapiheru mengenai wacana dan dimensi ketiga kekuasaan. Pada kesempatan ini, Dr. Joash menggambarkan bagaimana metodologi dalam studi politik pemerintahan telah berkembang, hal ini salah satunya ditandai dengan berbagai penggunaan pendekatan-pendekatan post-strukturalis untuk melihat dan memperoleh analisis lebih jauh dari suatu fenomena. Menyambung pemateri sebelumnya, sharing kedua disampaikan oleh Dr. Evi L sutrisno, mengenai berbagai kajian klasik dalam buku tentang kuasa. Dalam penuturannya, Dr. Evi menyampaikan bahwa kendati perkembangan terus terjadi, namun berbagai perkembangan tersebut pada dasarnya tidak pernah meninggalkan akar sejarah. Oleh karenanya, kajian-kajian klasik masih cukup relevan untuk dikaji dalam studi politik pemerintahan. Melengkapi penjelasan sebelumnya, sharing ketiga yang disampaikan oleh Dr. Amalinda Savirani menjelaskan bagaimana berbagai isu-isu politik kontemporer masuk dan menjadi salah satu kajian dalam ilmu politik pemerintahan. Melalui buku ini, diharapkan pemahaman mengenai substansi, metodologi, dan bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan dalam studi politik pemerintahan dapat memperoleh perhatian dari berbagai kalangan. (/Mdn)