Ditulis oleh Soeprapto
Sosiolog Kriminal Fisipol UGM
Maraknya aksi kekerasan berupa pembacokan yang akhir-akhir ini terjadi di Yogyakarta bukanlah tindak kriminal biasa, melainkan termasuk tindakan teror. Tindakan tersebut sengaja dilakukan untuk menumbuhkan kesan Yogyakarta sudah tidak aman.
sebagai salah satu daerah yang selama ini dikenal aman dan menjadi barometer keamanan Indonesia, ada beberapa pihak yang berupaya mengusik stabilitas Yogyakarta, dan pada akhirnya muncul ketidakpercayaan terhadap pemerintah maupun petugas keamanan.
Beberapa kepentingan ada di balik aksi teror pembacokan tersebut. Ada beberapa kelompok ingin menunjukkan kekuatan dan eksistensi mereka dengan aksi tersebut; ada pula kelompo yang sengaja ingin mengganggu stabilitas keamanan Yogyakarta. Dengan aksi pembacokan yang terus – menerus terjadi, mereka ingin memberikan citra bahwa pemerintah dan pimpinannya lemah.
Sebagai bentuk teror terhadap rasa aman, biasanya pembacokan akan marak terjadi bersamaan dengan momen tertentu, seperti hari besar keagamaan dan aktivitas politik semisal pemilu. Tindakan teror berupa pembacokan tersebut bisa ditangkal jika pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat menjalin kerjasama untuk menjaga keamanan.
Selain itu, masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan berita pembacokan, karena dengan terpengaruhnya masyarakat, para pelaku teror merasa berhasil dengan apa yang telah diperbuatnya.Tetapi aparat keamanan dan pemerintah juga harus berupaya lebih keras untuk menangkap pelaku teror untuk terus memberikan rasa aman dan kepastian kepada masyarakat (dilansir dari rubrik News Analysis Tribun Jogja, Sabtu (27/12), halaman 1)